Senin, 20 November 2017

ARITHMETIC LOGIC UNIT (ALU)

1   
Nama    : 1. Rendi  Gusmantiano
                 2. Triyono
Kelas     : X – TKJ 2
Hari       : SELASA
Tanggal : 21 – 11 -2017
Job ke-  : 08
MAPEL
NILAI


ARITHMETIC LOGIC UNIT (ALU)





TUJUAN :

Setelah mempelajari materi ini diharapkan :
1. Siswa memahami tentang pengertian ALU
2. Siswa memahami tentang pengertian Rangkaian Half Adder
3. Siswa memahami tentang pengertian Rangkaian Full Adder
4. Siswa memahami tentang pengertian Ripple Carry Adder
5. Siswa memahami tentang pengertian Transistor-transistor Logic

LANGKAH KERJA :

Cari pengertian berikut di internet mengenai :
1. Pengertian ALU
2. Rangkaian Half Adder
3. Rangkaian Full Adder
4. Rangkaian penjumlahan dan pengurangan ( Ripple Carry Adder )
5. Transistor-transistor Logic

KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI :

1. Sebutkan dan jelaskan tentang 3 jenis ALU ?
2. Gambar rangkaian half adder dengan 2 terminal input dan 2 terminal output
3. Jelaskan yang dimaksud dengan:
a)      Summary out
b)     Carry out
4. Gambar rangkaian Full Adder dengan 3 input dan 2 output?
5. Buat tabel kebenaran dari soal no 4.


  
     Jawaban : LANGKAH KERJA :
   1.      Pengertian ALU (Arithmatic Logical Unit), adalah komponen dalam sistem komputer yang berfungsi melakukan operasi perhitungan aritmatika dan logika (Contoh operasi aritmatika adalah operasi penjumlahan dan pengurangan, sedangkan contoh operasi logika adalah logika AND dan OR. ALU bekerja besama-sama memori, di mana hasil dari perhitungan di dalam ALU di simpan ke dalam memori. 

    2.     Half Adder : Penjumlah separuh, half adder (HA), menjumlahkan dua buah nilai binary A dan B, dengan dua buah output, yakni sum dan carry. Untuk nilai carry merepresentasikan overflow dalam digit selanjutnya dari penjumlahan dengan banyak digit. Nilai dari sum adalah 2C + S (2 carry + 1 sum), nilai carry tidak disertakan dalam penjumlahan. Untuk rangkaian half adder secara sederhana tersusun atas kombinasi gerbang logika XOR dan AND. Dengan input A dan B melalui gerbang XOR menghasilkan output S. Sementara input A dan B yang melewati gerbang logika AND menghasilkan output C. Berikut ini adalah tabel kebenaran dan gambar rangkaian half adder.

3.    3 Rangkaian full adder, penjumlah penuh, menjumlahkan bilangan binary dengan menyertakan nilai carry dalam penjumlahannya. Sebuah full adder sederhana terdiri dari tiga buah input, yang biasa untuk memudahkan disebut input A, B, dan Cin. Dengan A dan B merupakan input operand yang ada, sedangkan Cin merupakan nilai bit carry dari langkah sebelumnya. Sebuah full adder biasanya merupakan komponen penyusun dalam penjumlah bertingkat, cascade, yang mana menjumlahkan baik 8 bit, 16 bit, 32 bit, dan lain sebagainya. Sama seperti half adder, rangkaian ini menghasilkan dua buah output yakni sum dan carry, yang masing-masing direpresentasikan dengan S dan Cout. Dimana sum = 2 X Cout + S. Berikut ini adalah rangkaian dan tabel kebenaran dari full adder satu bit.

4. Rangkaian Ripple Adder adalah rangkaian yang dibentuk dari susunan Full Adder, maupun gabungan     Half Adder dan Full Adder, sehingga membentuk rangkaian penjumlah lanjut, ingat, baik Full Adder            maupun Half Adder berjalan dalam aritmatika binary per bit. Untuk menghasilkan penghitungan nibble (4 bit) atau byte (8 bit) dibutuhkan ripple Carry Adder. Jika penyusun Ripple Carry Adder menggunakan Half Adder, maka dipastikan Half Adder berada pada posisi penjumlah pertama, karena tidak memiliki input carry. Carry out dari setiap siklus dijadikan sebagai Carry in siklus berikutnya.

5  5.   transistor-transistor Logic (TTL) merupakan kelas digital sirkuit dibangun dari Transistor, dan resistor.           Disebut transistor-transistor logika karena fungsi logika (misalnya, AND, NAND,NOR) dilakukan oleh         Transistor. Ada banyak sirkuit terpadu dengan teknologi TTL. Mereka digunakan dalam berbagai aplikasi     seperti komputer, kontrol industri, peralatan dan instrumentasi tes dan masih  banyak lagi kegunaan nya di     bidang instrumentasi. 

JAWAB : KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI
 
1. Half Adder
Rangkain half adder merupakan dasar bilangan biner yang masing-masing hanya terdiri dari satu bit, oleh karena itu dinamakan penjumlah tak lengkap.
1. Jika A=0 dan B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0.
2. Jika A=0 dan B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 1.
3. Jika A=1 dan B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0. Dengan nilai pindahan Cy (Carry Out) = 1.

Dengan demikian, half adder memiliki dua masukan (A dan B), dan dua keluaran (S dan Cy).



Tabel Perhitungan Dari Half Andder
Dari tabel diatas, terlihat bahwa nilai logika dari Sum sama dengan nilai logika dari gerbang XOR, sedangkan nilai logika Cy sama dengan gerbang logika AND. Dari tabel diatas, dapat dibuat rangkaian half adder.

2. Full Adder
Full adder adalah mengolah data penjumlahan 3 bit bilangan atau lebih (bit tidak terbatas), oleh karena itu dinamakan rangkaian penjumlah lengkap. Perhatikan tabel dibawah ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgap2OAHPiS0dfRQAyYenFR092C90PVSLPdAbKGlXwazmcTzG4OiHu94iRdNVU8b0KUOwTpN3G_do8KJxeyscCJmlhzZ77Lp6ZypWizllfMISPhmV0KwLqBD2u8R8j2ZIw3glBY9eA9zRoD/s1600/ssss.jpg
Tabel Perhitungan Dari Fuul Adder
3. Paralel Adder
Paralel Adder adalah rangkaian Full Adder yang disusun secara paralel dan berfungsi untuk menjumlahkan bilangan biner berapa pun bitnya, tergantung jumlah Full Adder yang diparalelkan. Gambar dibawah ini menunjukan Paralel Adder yang terdiri dari 4 buah Full Adder yang disusun paralel sehingga membentuk sebuah penjumlahan 4 bit.
2.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIo42b06BzbpDaj6x37V072gNQK2YKk5I4F6kJnR7_M-oHlqvfZOWMDZl55YIOY-AaL3HIKk_KSpmQbSHo_HoZEj9qr-xIidZjWL6daC2TrtFXSHWsuRznsebjZWFNJTzH7WWLAzM48PQ/s640/20161004104522.jpg
 




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTrOf5gzAYdfHpeOASrp6_rc7LbsHBtEPKjnxR1AFa2FAyzDtsJly8yQJ3mVv9RdYt6YDpM82yUj4ZUfKrylCxoru8hRNJzTL4Hq5duQ6wcdbKakrG6suQzBWILPEgwBvSmbGdCuQA7OU/s640/20161004105306.jpg

3. A. summary out adalah teknikyang digunakan konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai berbagai apa yang telah dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling
    B. carry out yaitu sistem pelayanan dimana tamu datang untuk membeli makanan yang telah siap ataupun disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalamkotak untuk dibawa pergi, jadi makanan tidak dinikmati di tempat.

4. 
5.





Senin, 13 November 2017

Job 7 Aritmatika

NAMA : 1. Wahyu Zulfikar
               2. Rendy Gusmantiano
KELAS : X – TKJ 2
HARI   : SELASA
TANGGAL : 14 NOV 2017
Job ke- : 07
Bidang Studi : PRAKTEK

MAPEL
NILAI


OPERASI ARTIMATIKA SISTEM BILANGAN


TUJUAN :
Setelah mempelajari operasi aritmatika diharapkan:
1. Siswa memahami aturan-aturan penjumlahan dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
2. Siswa memahami aturan-aturan pengurangan dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
3. Siswa memahami aturan-aturan perkalian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
4. Siswa memahami aturan-aturan pembagian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
5. Siswa mampu melakukan operasi aritmatika dalam BCD Code

LasLANGKAH KERJA :

1. Carilah pengertian tentang konsep operasi aritmatika dalam system bilangan?
2. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan biner?
3. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan oktal?
4. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan hexadesimal?
5. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan BCD Code

TUGAS : KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI
1. Sebutkan aturan aturan dalam penjumlahan bilangan biner
2. Sebutkan aturan aturan dalam pengurangan bilangan biner
3. Apa yang dimaksud dengan carry of dan borrow of
4. Apa yang dimaksud dengan komplomen satu dan komplomen 2
5. Apa yang dimaksude dengan increment dan decrement
6  01011011
    01101011 +
    10100100

7.   11011100
      10111001
        01010010

8.  11001 x 10001 = 00110
9.  1110100 : 100 = 0001100
10. 11111111
      00000001   +
      00000001
   

JAWABAN TUGAS : KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI :

1. Angka desimal setara dengan bilangan biner, di bawah ini Anda bisa melihat grafik angka biner. 0 dan 1 yang umum untuk kedua biner dan desimal. Nilai desimal 2 di biner diberikan di bawah ini. Angka-angka biner disebut sebagai bit dalam studi komputer.
Contoh : Kita ambil sebagai sampel soal yaitu :
1101(2)+1011(2)=……(2)?
1011(2)+0111(2)=…….(2)?
Jawab :
1101(2)
1011(2)
_____+
11000(2)
1+1=0 mempunyai carry(sisa) 1
1+0+1=0 carry 1
1+1+0=0 carry 1
1+1+1=1 carry 1
jadi hasil total adalah : 1111(2)

2. Mari kita jawab contoh soal pengurangan sistem bilangan biner berikut :
1110(2)-0101(2)=….(2)?
1011(2)-111(2)=….(2)?
Jawab :
1110(2)
0101(2)
_______+
10001(2)
0-1=1 borrow/pinjam sebelah 1
0-0=0 1 jadi nol karena dipinjam 1
1-1=0
1-0=1
Jadi total adalah :  10001(2)

3. Yang dimaksud Carry Out adalah penyimpanan angka, lihat contoh diatas. 2+7=9 CarryOut = 0 karena tidak ada bilangan yang disimpan. 15+8=3 sisa 1, 1-nya digantung diatas , lalu 1+1=2, jadi hasilnya 23. 1 yang digantung diatas itulah yang disebut CarryOut.
https://tiunsa201422013.files.wordpress.com/2015/11/025a7-penjumlahan-binerei7vbhuethneoqiqem84cqdqwschgwhp013de4242135.gif?w=400&h=312
maksut dari borrow di sini ialah peminjaman satu digit angka dari  kolom sebelah yang memiliki nilai lebih besar agar hasil pengurangan mencukupi
contoh pada bilangan desimal
37 – 32 = 5 (borrow 0)
23 – 17 = 6 (3 borrow 1 dari angka 2)
pada perhitungan pertama tidak ada proses meminjam (borrow) angka yang lebih besar karena hasil pengurangan di digit belakang sudah mencukupi untuk dikurangkan dengan bilangan pengurangnya ,sementara pada perhitungan ke-2 ada proses peminjaman karena 3 tidak mencukupi dikurangkan dengan 7.




https://tiunsa201422013.files.wordpress.com/2015/11/09020-pengurangan-binerei6frhucb3pkefiafq-igabwwschg.gif?w=400&h=150
4. Komplemen satu merupakan suatu sistem penomoran yang diterapkan dalam beberapa jenis komputer untuk merepresentasikan nilai-nilai negatif. Pada cara ini terdapat aturan bahwa nilai 0 (nol) akan direpresentasikan dengan dua buah nilai, yaitu +0 (positif nol) dan -0 (negatif nol).

000…00011 = +3
000…00010 = +2
000…00001 = +1
000…00000 = +0
111…11111 = -0
111…11110  = -1
111…11101 = -2
111…11100 = -3

Dapat kita lihat dari aturan diatas, nilai +0 akan berpasangan dengan -0, +1 dengan -1, dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa negasi dari 0 adalah -0, negasi dari 1 adalah -1, dan seterusnya.
Terdapat kelemahan dalam aturan ini, yaitu ada nilai yang kurang benar sehingga diciptakannya aturan ke dua yaitu komplemen dua.

Komplemen dua mirip dengan komplemen satu, hanya saja dalam proses negasinya semua bit juga akan dibalik, sehingga tidak ada lagi rasa “bingung” merepresentasikan nilai +0 dan -0, karena hanya ada satu nilai 0 (nol), seperti berikut:

000…00011 = +3
000…00010 = +2
000…00001 = +1
000…00000 = 0
111…11111 = -1
111…11110 = -2
111…11101 = -3
111…11100 = -4
dari aturan di atas dapat kita lihat bahwa nilai 0 akan berpasangan dengan nilai -1, nilai +1 akan berpasangan dengan -2, dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa negasi dari 0 adalah -1, negasi dari +1 adalah -2, dan begitu seterusnya.

5. - Operator Increment dan Decrement adalah penyebutan untuk operasi sepert $a++, dan $a–. Jika anda telah mempelajari bahasa pemograman lain, operasi increment dan decrement ini sering digunakan dalam perulangan (looping).
-Increment digunakan untuk menambah variabel sebanyak 1 angka, sedangkan decrementdigunakan untuk mengurangi variabel sebanyak 1 angka.  Penulisannya menggunakan tanda tambah 2 kali untuk increment, dan tanda kurang 2 kali untuk decrement.
 



1. Dasar operasi aritmatik adalah PENJUMLAHAN dan PENGURANGAN, sedangkan operasi selanjutnya yang dikembangkan dari kedua operasi dasar tersebut adalah operasi PERKALIAN dan operasi PEMBAGIAN.

2. PENJUMLAHAN dalam BINER
Seperti bilangan desimal, bilangan biner juga dijumlahkan dengan cara yang sama. Pertama-tama yang harus dicermati adalah aturan pasangan digit biner berikut :
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0 -> menyimpan 1
sebagai catatan bahwa jumlah dua yang terakhir adalah :
1 + 1 + 1 = 1 -> dengan menyimpan 1
Dengan hanya menggunakan penjumlahan-penjumlahan, kita dapat melakukan penjumlahan biner seperti ditunjukkan di bawah ini :
1  1111      –> “simpanan 1” ingat kembali aturan di atas
01011011  –> bilangan biner untuk 91
01001110  –> bilangan biner untuk 78
————+
10101001  –> Jumlah dari 91 + 78 = 169
Kita akan menghitung penjumlahan biner yang terdiri dari 5 bilangan:
11101 bilangan 1)
10110 bilangan 2)
1100 bilangan 3)
11011 bilangan 4)
1001 bilangan 5)
——————– +
Untuk menjumlahkannya, kita hitung berdasarkan aturan yang berlaku, dan untuk lebih mudahnya perhitungan dilakukan bertahap
11101            bilangan 1)
10110            bilangan 2)
——– +
110011
1100            bilangan 3)
——– +
111111
11011            bilangan 4)
——– +
1011010
1001           bilangan 5)
——– +
1100011            Jumlah Akhir
Apakah benar  hasil penjumlahan tersebut?
11101          bilangan 1)
10110          bilangan 2)
1100          bilangan 3)
11011          bilangan 4)
1001          bilangan 5)
———–+
1100011     Jumlah Akhir
Mari Buktikan dengan merubah biner ke desimal.
11101 = 29
10110 = 22
1100 = 12
11011 = 27
1001 =   9
——————– +
1100011 = 99  Sesuai!
PENGURANGAN dalam BINER
Untuk memahami konsep pengurangan biner, kita harus mengingat kembali perhitungan desimal (angka biasa), kita mengurangkan digit desimal dengan digit desimal yang lebih kecil. Jika digit desimal yang dikurangkan lebih kecil daripada digit desimal yang akan dikurangi, maka terjadi “konsep peminjaman”. Digit tersebut akan meminjam 1 dari digit sebeleh kirinya.
Bentuk Umum pengurangan sebagai berikut :
0 – 0 = 0
1 – 0 = 1
1 – 1 = 0
0 – 1 = 1 -> meminjam ‘1’ dari digit disebelah kirinya
Contoh :
1111011          desimal 123
101001          desimal 41
———- –
1010010          desimal 82
Pada contoh di atas tidak terjadi “konsep peminjaman”.
Perhatikan contoh berikut!
0                  kolom ke-3 menjadi ‘0’, sudah dipinjam
111101             desimal 61
10010            desimal 18
——– –
101011            Hasil pengurangan akhir 43
Pada soal yang kedua ini kita pinjam ‘1’ dari kolom 3, karena ada selisih 0-1 pada kolom ke-2
Lalu bagaimana jika saya tidak dapat meminjam 1 dari kolom berikutnya karena kolom tersebut berupa bilangan ‘0’?
Untuk membahasa hal itu mari kita beri bandingkan jika hal ini terjadi pada bilangan desimal. Mari kita hitung desimal 800046 – 397261!
7999
8000146
3972 61
——— –
4027 05
Perhatikan bahwa kita meminjam 1 dari kolom keenam untuk kolom kedua, karena kolom ketiga, keemat dan kolom kelima adalah nol. Setelah meminjam, kolom ketiga, keempat, dan kelima menjadi: 10 – 9 = 1
Hal ini juga berlaku dalam pengurangan biner, kecuali bahwa setelah meminjam kolom nol akan mengandung: 10 – 1 = 1
Sebagai contoh pengurangan bilangan biner 110001–1010 akan diperoleh hasil sebagai berikut:
1100101
10 10
———- –
1001 11
PERKALIAN dalam BINER
Metode yang digunakan dalam perkalian biner juga pada dasarnya sama dengan perkalian desimal, akan terjadi pergeseran ke kiri setiap dikalikan 1 bit pengali. Setelah proses perkalian masing-masing bit pengali selesai, dilakukan penjumlahan masing-masing kolom bit hasil.
Contoh :
1101
1011
———x
1101
1101
0000
1101
————–+
10001111
Perkalian juga bisa dilakukan dengan menambahkan bilangan yang dikalikan ke bilangan itu sendiri sebanyak bilangan pengali.
Contoh barusan, hasilnya akan sama dengan jika kita menambahkan 1112 ke bilangan itu sendiri sebanyak 1101 atau 13 kali.
PEMBAGIAN dalam BINER
Serupa dengan perkalian, pembagian pada bilangan biner juga menggunakan metode yang sama dengan pembagian desimal. Bit-bit yang dibagi diambil bit per bit dari sebelah kiri. Apabila nilainya lebih dari bit pembagi, maka bagilah bit-bit tersebut, tetapi jika setelah bergeser 1 bit nilainya masih dibawah nilai pembagi maka hasilnya adalah 0.
Pembagian pada sistem bilangan biner dapat dilakukan sama seperti contoh pembagian sistem bilangan desimal. Sebagai contoh, untuk membagi 110011 (disebut bilangan yang dibagi) dengan 1001 (disebut pembagi), langkah-langkah berikut yang perlu dilakukan.
1 0 1  Hasil
—————-
1 0 0 1  / 1 1 0 0 1 1
1 0 0 1
————— –
0 0 1 1 1 1
1 0 0 1
———–  –
sisa             1 1 0
Sehingga hasilnya adalah 101, dan sisa pembagian adalah 110.
Pembagian bisa juga dilakukan dengan cara menjumlahkan secara berulang kali dengan bilangan pembagi dengan bilangan itu sendiri sampai jumlahnya sama dengan bilangan yang dibagi atau setelah sisa pembagian yang diperoleh lebih kecil dari bilangan pembagi.
3. Hukum dasar penjumlahan oktal adalah :
0 + 0 = 0; 0 + 1 = 1; 0 + 2 = 2; 0 + 3 = 3; 0 + 4 = 4; 0 + 5 = 5; 0 + 6 = 6; 0 + 7 = 7;
1 + 1 = 2; 1 + 2 = 3; 1 + 3 = 4; 1 + 4 = 5; 1 + 5 = 6; 1 + 6 = 7; 1 + 7 = 10;
2 + 6 = 10; 2 + 7 = 11; 3 + 5 = 10; 4 + 5 = 11; 4 + 6 = 12…….dst.
Jika kita cermati proses penjumlahan di atas tidak bedanya dengan penjumlahan bilangan desimal pada umumnya. Yang perlu diingat bahwa bilangan oktal adalah bilangan yang berbasis 8, maka bilangan setelah angka 7 (bit ke-8) dilanjutkan ke 10 dan seterusnya.
Untuk kejelasannya perhatikan beberapa contoh berikut ini :
  1. Berapakah 173 + 27 ?
Jawab :    173
 27   +
222 (8)
  1. Berapakah 654 + 234 ?
Jawab :      654
234  +
1110(8)
  1. Berapakah 125 – 67 ?
Jawab :
125
 67     –
36(8)
  1. Berapakah 1321 – 657 ?
Jawab :
1321
657   –
442(8)

4. Operasi perkalian dan pembagian bilangan oktal
Untuk perkalian bilangan oktal dapat disimpulkan dari contoh di atas bahwa hasilnya dikurangi basis bilangan oktal, yaitu 8. Jadi sisa hasil pengurangan tersebut adalah hasil perkaliannya sedangkan kelebihannya merupakan CARRY 1 untuk bilangan berikutnya.
Untuk proses pembagian pada bilangan oktal contohnya sebagai berikut :
  1. Berapakah 423 x 23 ?
423
23  x
1471
1046     +
12151(8)
  1. Berapakah 475 : 25 ?
Jawab :
25 / 475 \ 17   à 17(8)
25      –
225
225    –
0


  1. Berapakah 36747 : 65 ?
Jawab :
65/ 36747 \ 453  –> 453(8)
324      –
434
 411     –
237
237   –
0
4. Sistem bilangan hexadesimal adalah sistem bilangan yang menggunakan basis 16 dan menggunakan 16 macam simbol bilangan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F). Contohnya bilangan hexadesimal B4. Jika nilai bilangan hexadesimal tersebut dikonversi ke bilangan desimal, yaitu 180. Agar agan lebih memahaminya silahkan agan simak gambar dibawah ini.
sistem bilangan hexadesimal
5. SISTEM BILANGAN BCD adalah sistem pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip dengan bilangan biner biasa; hanya saja dalam proses konversi, setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi satu per satu, bukan secara keseluruhan seperti konversi bilangan desimal ke biner biasa. Hal ini lebih bertujuan untuk “menyeimbangkan” antara kurang fasihnya manusia pada umumnya untuk melakukan proses konversi dari desimal ke biner -dan- keterbatasan komputer yang hanya bisa mengolah bilangan biner. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada contoh berikut :
Misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 17010.dapat dilihat bahwa bilangan biner dari :
110—-> 00012
710—-> 01112
010—-> 00002
Tetapi, berhubung hasil yang diinginkan adalah bilangan BCD, maka basis bilangannya tinggal ditulis sebagai berikut :
110—-> 0001BCD
710—-> 0111BCD
010—-> 0000BCD
maka, nilai BCD dari 17010 adalah 0001 0111 0000BCD.
Harap diperhatikan bahwa setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi menjadi 4 bit bilangan BCD.
Contoh lain, misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 30910.
310—–> 0011BCD
010—–> 0000BCD
910 —–> 1001BCD
maka, nilai BCD dari 30910 adalah 0011 0000 1001BCD


NAMA : 1. Wahyu Zulfikar
               2. Rendy Gusmantiano
KELAS : X – TKJ 2
HARI   : SELASA
TANGGAL : 14 NOV 2017
Job ke- : 07
Bidang Studi : PRAKTEK

MAPEL
NILAI


OPERASI ARTIMATIKA SISTEM BILANGAN


TUJUAN :
Setelah mempelajari operasi aritmatika diharapkan:
1. Siswa memahami aturan-aturan penjumlahan dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
2. Siswa memahami aturan-aturan pengurangan dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
3. Siswa memahami aturan-aturan perkalian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
4. Siswa memahami aturan-aturan pembagian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
5. Siswa mampu melakukan operasi aritmatika dalam BCD Code

LasLANGKAH KERJA :

1. Carilah pengertian tentang konsep operasi aritmatika dalam system bilangan?
2. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan biner?
3. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan oktal?
4. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan hexadesimal?
5. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan BCD Code

TUGAS : KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI
1. Sebutkan aturan aturan dalam penjumlahan bilangan biner
2. Sebutkan aturan aturan dalam pengurangan bilangan biner
3. Apa yang dimaksud dengan carry of dan borrow of
4. Apa yang dimaksud dengan komplomen satu dan komplomen 2
5. Apa yang dimaksude dengan increment dan decrement
6  01011011
    01101011 +
    10100100

7.   11011100
      10111001
        01010010

8.  11001 x 10001 = 00110
9.  1110100 : 100 = 0001100
10. 11111111
      00000001   +
      00000001
   

JAWABAN TUGAS : KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI :

1. Angka desimal setara dengan bilangan biner, di bawah ini Anda bisa melihat grafik angka biner. 0 dan 1 yang umum untuk kedua biner dan desimal. Nilai desimal 2 di biner diberikan di bawah ini. Angka-angka biner disebut sebagai bit dalam studi komputer.
Contoh : Kita ambil sebagai sampel soal yaitu :
1101(2)+1011(2)=……(2)?
1011(2)+0111(2)=…….(2)?
Jawab :
1101(2)
1011(2)
_____+
11000(2)
1+1=0 mempunyai carry(sisa) 1
1+0+1=0 carry 1
1+1+0=0 carry 1
1+1+1=1 carry 1
jadi hasil total adalah : 1111(2)

2. Mari kita jawab contoh soal pengurangan sistem bilangan biner berikut :
1110(2)-0101(2)=….(2)?
1011(2)-111(2)=….(2)?
Jawab :
1110(2)
0101(2)
_______+
10001(2)
0-1=1 borrow/pinjam sebelah 1
0-0=0 1 jadi nol karena dipinjam 1
1-1=0
1-0=1
Jadi total adalah :  10001(2)

3. Yang dimaksud Carry Out adalah penyimpanan angka, lihat contoh diatas. 2+7=9 CarryOut = 0 karena tidak ada bilangan yang disimpan. 15+8=3 sisa 1, 1-nya digantung diatas , lalu 1+1=2, jadi hasilnya 23. 1 yang digantung diatas itulah yang disebut CarryOut.
https://tiunsa201422013.files.wordpress.com/2015/11/025a7-penjumlahan-binerei7vbhuethneoqiqem84cqdqwschgwhp013de4242135.gif?w=400&h=312
maksut dari borrow di sini ialah peminjaman satu digit angka dari  kolom sebelah yang memiliki nilai lebih besar agar hasil pengurangan mencukupi
contoh pada bilangan desimal
37 – 32 = 5 (borrow 0)
23 – 17 = 6 (3 borrow 1 dari angka 2)
pada perhitungan pertama tidak ada proses meminjam (borrow) angka yang lebih besar karena hasil pengurangan di digit belakang sudah mencukupi untuk dikurangkan dengan bilangan pengurangnya ,sementara pada perhitungan ke-2 ada proses peminjaman karena 3 tidak mencukupi dikurangkan dengan 7.




https://tiunsa201422013.files.wordpress.com/2015/11/09020-pengurangan-binerei6frhucb3pkefiafq-igabwwschg.gif?w=400&h=150
4. Komplemen satu merupakan suatu sistem penomoran yang diterapkan dalam beberapa jenis komputer untuk merepresentasikan nilai-nilai negatif. Pada cara ini terdapat aturan bahwa nilai 0 (nol) akan direpresentasikan dengan dua buah nilai, yaitu +0 (positif nol) dan -0 (negatif nol).

000…00011 = +3
000…00010 = +2
000…00001 = +1
000…00000 = +0
111…11111 = -0
111…11110  = -1
111…11101 = -2
111…11100 = -3

Dapat kita lihat dari aturan diatas, nilai +0 akan berpasangan dengan -0, +1 dengan -1, dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa negasi dari 0 adalah -0, negasi dari 1 adalah -1, dan seterusnya.
Terdapat kelemahan dalam aturan ini, yaitu ada nilai yang kurang benar sehingga diciptakannya aturan ke dua yaitu komplemen dua.

Komplemen dua mirip dengan komplemen satu, hanya saja dalam proses negasinya semua bit juga akan dibalik, sehingga tidak ada lagi rasa “bingung” merepresentasikan nilai +0 dan -0, karena hanya ada satu nilai 0 (nol), seperti berikut:

000…00011 = +3
000…00010 = +2
000…00001 = +1
000…00000 = 0
111…11111 = -1
111…11110 = -2
111…11101 = -3
111…11100 = -4
dari aturan di atas dapat kita lihat bahwa nilai 0 akan berpasangan dengan nilai -1, nilai +1 akan berpasangan dengan -2, dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa negasi dari 0 adalah -1, negasi dari +1 adalah -2, dan begitu seterusnya.

5. - Operator Increment dan Decrement adalah penyebutan untuk operasi sepert $a++, dan $a–. Jika anda telah mempelajari bahasa pemograman lain, operasi increment dan decrement ini sering digunakan dalam perulangan (looping).
-Increment digunakan untuk menambah variabel sebanyak 1 angka, sedangkan decrementdigunakan untuk mengurangi variabel sebanyak 1 angka.  Penulisannya menggunakan tanda tambah 2 kali untuk increment, dan tanda kurang 2 kali untuk decrement.
 


1. Dasar operasi aritmatik adalah PENJUMLAHAN dan PENGURANGAN, sedangkan operasi selanjutnya yang dikembangkan dari kedua operasi dasar tersebut adalah operasi PERKALIAN dan operasi PEMBAGIAN.

2. PENJUMLAHAN dalam BINER
Seperti bilangan desimal, bilangan biner juga dijumlahkan dengan cara yang sama. Pertama-tama yang harus dicermati adalah aturan pasangan digit biner berikut :
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0 -> menyimpan 1
sebagai catatan bahwa jumlah dua yang terakhir adalah :
1 + 1 + 1 = 1 -> dengan menyimpan 1
Dengan hanya menggunakan penjumlahan-penjumlahan, kita dapat melakukan penjumlahan biner seperti ditunjukkan di bawah ini :
1  1111      –> “simpanan 1” ingat kembali aturan di atas
01011011  –> bilangan biner untuk 91
01001110  –> bilangan biner untuk 78
————+
10101001  –> Jumlah dari 91 + 78 = 169
Kita akan menghitung penjumlahan biner yang terdiri dari 5 bilangan:
11101 bilangan 1)
10110 bilangan 2)
1100 bilangan 3)
11011 bilangan 4)
1001 bilangan 5)
——————– +
Untuk menjumlahkannya, kita hitung berdasarkan aturan yang berlaku, dan untuk lebih mudahnya perhitungan dilakukan bertahap
11101            bilangan 1)
10110            bilangan 2)
——– +
110011
1100            bilangan 3)
——– +
111111
11011            bilangan 4)
——– +
1011010
1001           bilangan 5)
——– +
1100011            Jumlah Akhir
Apakah benar  hasil penjumlahan tersebut?
11101          bilangan 1)
10110          bilangan 2)
1100          bilangan 3)
11011          bilangan 4)
1001          bilangan 5)
———–+
1100011     Jumlah Akhir
Mari Buktikan dengan merubah biner ke desimal.
11101 = 29
10110 = 22
1100 = 12
11011 = 27
1001 =   9
——————– +
1100011 = 99  Sesuai!
PENGURANGAN dalam BINER
Untuk memahami konsep pengurangan biner, kita harus mengingat kembali perhitungan desimal (angka biasa), kita mengurangkan digit desimal dengan digit desimal yang lebih kecil. Jika digit desimal yang dikurangkan lebih kecil daripada digit desimal yang akan dikurangi, maka terjadi “konsep peminjaman”. Digit tersebut akan meminjam 1 dari digit sebeleh kirinya.
Bentuk Umum pengurangan sebagai berikut :
0 – 0 = 0
1 – 0 = 1
1 – 1 = 0
0 – 1 = 1 -> meminjam ‘1’ dari digit disebelah kirinya
Contoh :
1111011          desimal 123
101001          desimal 41
———- –
1010010          desimal 82
Pada contoh di atas tidak terjadi “konsep peminjaman”.
Perhatikan contoh berikut!
0                  kolom ke-3 menjadi ‘0’, sudah dipinjam
111101             desimal 61
10010            desimal 18
——– –
101011            Hasil pengurangan akhir 43
Pada soal yang kedua ini kita pinjam ‘1’ dari kolom 3, karena ada selisih 0-1 pada kolom ke-2
Lalu bagaimana jika saya tidak dapat meminjam 1 dari kolom berikutnya karena kolom tersebut berupa bilangan ‘0’?
Untuk membahasa hal itu mari kita beri bandingkan jika hal ini terjadi pada bilangan desimal. Mari kita hitung desimal 800046 – 397261!
7999
8000146
3972 61
——— –
4027 05
Perhatikan bahwa kita meminjam 1 dari kolom keenam untuk kolom kedua, karena kolom ketiga, keemat dan kolom kelima adalah nol. Setelah meminjam, kolom ketiga, keempat, dan kelima menjadi: 10 – 9 = 1
Hal ini juga berlaku dalam pengurangan biner, kecuali bahwa setelah meminjam kolom nol akan mengandung: 10 – 1 = 1
Sebagai contoh pengurangan bilangan biner 110001–1010 akan diperoleh hasil sebagai berikut:
1100101
10 10
———- –
1001 11
PERKALIAN dalam BINER
Metode yang digunakan dalam perkalian biner juga pada dasarnya sama dengan perkalian desimal, akan terjadi pergeseran ke kiri setiap dikalikan 1 bit pengali. Setelah proses perkalian masing-masing bit pengali selesai, dilakukan penjumlahan masing-masing kolom bit hasil.
Contoh :
1101
1011
———x
1101
1101
0000
1101
————–+
10001111
Perkalian juga bisa dilakukan dengan menambahkan bilangan yang dikalikan ke bilangan itu sendiri sebanyak bilangan pengali.
Contoh barusan, hasilnya akan sama dengan jika kita menambahkan 1112 ke bilangan itu sendiri sebanyak 1101 atau 13 kali.
PEMBAGIAN dalam BINER
Serupa dengan perkalian, pembagian pada bilangan biner juga menggunakan metode yang sama dengan pembagian desimal. Bit-bit yang dibagi diambil bit per bit dari sebelah kiri. Apabila nilainya lebih dari bit pembagi, maka bagilah bit-bit tersebut, tetapi jika setelah bergeser 1 bit nilainya masih dibawah nilai pembagi maka hasilnya adalah 0.
Pembagian pada sistem bilangan biner dapat dilakukan sama seperti contoh pembagian sistem bilangan desimal. Sebagai contoh, untuk membagi 110011 (disebut bilangan yang dibagi) dengan 1001 (disebut pembagi), langkah-langkah berikut yang perlu dilakukan.
1 0 1  Hasil
—————-
1 0 0 1  / 1 1 0 0 1 1
1 0 0 1
————— –
0 0 1 1 1 1
1 0 0 1
———–  –
sisa             1 1 0
Sehingga hasilnya adalah 101, dan sisa pembagian adalah 110.
Pembagian bisa juga dilakukan dengan cara menjumlahkan secara berulang kali dengan bilangan pembagi dengan bilangan itu sendiri sampai jumlahnya sama dengan bilangan yang dibagi atau setelah sisa pembagian yang diperoleh lebih kecil dari bilangan pembagi.
3. Hukum dasar penjumlahan oktal adalah :
0 + 0 = 0; 0 + 1 = 1; 0 + 2 = 2; 0 + 3 = 3; 0 + 4 = 4; 0 + 5 = 5; 0 + 6 = 6; 0 + 7 = 7;
1 + 1 = 2; 1 + 2 = 3; 1 + 3 = 4; 1 + 4 = 5; 1 + 5 = 6; 1 + 6 = 7; 1 + 7 = 10;
2 + 6 = 10; 2 + 7 = 11; 3 + 5 = 10; 4 + 5 = 11; 4 + 6 = 12…….dst.
Jika kita cermati proses penjumlahan di atas tidak bedanya dengan penjumlahan bilangan desimal pada umumnya. Yang perlu diingat bahwa bilangan oktal adalah bilangan yang berbasis 8, maka bilangan setelah angka 7 (bit ke-8) dilanjutkan ke 10 dan seterusnya.
Untuk kejelasannya perhatikan beberapa contoh berikut ini :
  1. Berapakah 173 + 27 ?
Jawab :    173
 27   +
222 (8)
  1. Berapakah 654 + 234 ?
Jawab :      654
234  +
1110(8)
  1. Berapakah 125 – 67 ?
Jawab :
125
 67     –
36(8)
  1. Berapakah 1321 – 657 ?
Jawab :
1321
657   –
442(8)

4. Operasi perkalian dan pembagian bilangan oktal
Untuk perkalian bilangan oktal dapat disimpulkan dari contoh di atas bahwa hasilnya dikurangi basis bilangan oktal, yaitu 8. Jadi sisa hasil pengurangan tersebut adalah hasil perkaliannya sedangkan kelebihannya merupakan CARRY 1 untuk bilangan berikutnya.
Untuk proses pembagian pada bilangan oktal contohnya sebagai berikut :
  1. Berapakah 423 x 23 ?
423
23  x
1471
1046     +
12151(8)
  1. Berapakah 475 : 25 ?
Jawab :
25 / 475 \ 17   à 17(8)
25      –
225
225    –
0


  1. Berapakah 36747 : 65 ?
Jawab :
65/ 36747 \ 453  –> 453(8)
324      –
434
 411     –
237
237   –
0
4. Sistem bilangan hexadesimal adalah sistem bilangan yang menggunakan basis 16 dan menggunakan 16 macam simbol bilangan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F). Contohnya bilangan hexadesimal B4. Jika nilai bilangan hexadesimal tersebut dikonversi ke bilangan desimal, yaitu 180. Agar agan lebih memahaminya silahkan agan simak gambar dibawah ini.
sistem bilangan hexadesimal
5. SISTEM BILANGAN BCD adalah sistem pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip dengan bilangan biner biasa; hanya saja dalam proses konversi, setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi satu per satu, bukan secara keseluruhan seperti konversi bilangan desimal ke biner biasa. Hal ini lebih bertujuan untuk “menyeimbangkan” antara kurang fasihnya manusia pada umumnya untuk melakukan proses konversi dari desimal ke biner -dan- keterbatasan komputer yang hanya bisa mengolah bilangan biner. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada contoh berikut :
Misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 17010.dapat dilihat bahwa bilangan biner dari :
110—-> 00012
710—-> 01112
010—-> 00002
Tetapi, berhubung hasil yang diinginkan adalah bilangan BCD, maka basis bilangannya tinggal ditulis sebagai berikut :
110—-> 0001BCD
710—-> 0111BCD
010—-> 0000BCD
maka, nilai BCD dari 17010 adalah 0001 0111 0000BCD.
Harap diperhatikan bahwa setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi menjadi 4 bit bilangan BCD.
Contoh lain, misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 30910.
310—–> 0011BCD
010—–> 0000BCD
910 —–> 1001BCD
maka, nilai BCD dari 30910 adalah 0011 0000 1001BCD

KONFIGURASI NAT

NAMA : RENDI GUSMANTIANO KELAS . : XII TKJ 2 TUGAS : KONFIGURASI NAT 1. Sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan satu jaring...