NAMA : 1. Wahyu Zulfikar
2.
Rendy Gusmantiano
KELAS : X – TKJ 2
HARI : SELASA
TANGGAL : 14 NOV 2017
Job ke- : 07
Bidang Studi : PRAKTEK
|
MAPEL
|
NILAI
|
OPERASI ARTIMATIKA
SISTEM BILANGAN
|
|
TUJUAN :
|
Setelah mempelajari operasi aritmatika diharapkan:
1. Siswa memahami aturan-aturan penjumlahan dalam system
Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
2. Siswa memahami aturan-aturan pengurangan dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
3. Siswa memahami aturan-aturan perkalian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
4. Siswa memahami aturan-aturan pembagian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
5. Siswa mampu melakukan operasi aritmatika dalam BCD Code
2. Siswa memahami aturan-aturan pengurangan dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
3. Siswa memahami aturan-aturan perkalian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
4. Siswa memahami aturan-aturan pembagian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
5. Siswa mampu melakukan operasi aritmatika dalam BCD Code
LasLANGKAH KERJA :
|
1. Carilah pengertian tentang konsep operasi aritmatika
dalam system bilangan?
2. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan biner?
3. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan oktal?
4. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan hexadesimal?
5. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan BCD Code
2. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan biner?
3. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan oktal?
4. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan hexadesimal?
5. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan BCD Code
TUGAS : KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI
1. Sebutkan aturan aturan dalam penjumlahan bilangan biner
2. Sebutkan aturan aturan dalam pengurangan bilangan biner
3. Apa yang dimaksud dengan carry of dan borrow of
4. Apa yang dimaksud dengan komplomen satu dan komplomen 2
5. Apa yang dimaksude dengan increment dan decrement
6 01011011
01101011 +
10100100
7. 11011100
10111001
01010010
8. 11001 x 10001 =
00110
9. 1110100 : 100 =
0001100
10. 11111111
00000001 +
00000001
JAWABAN TUGAS : KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI :
1. Angka desimal setara dengan bilangan biner, di bawah ini Anda
bisa melihat grafik angka biner. 0 dan 1 yang umum untuk kedua biner dan
desimal. Nilai desimal 2 di biner diberikan di bawah ini. Angka-angka biner
disebut sebagai bit dalam studi komputer.
Contoh : Kita ambil sebagai sampel soal yaitu :
Contoh : Kita ambil sebagai sampel soal yaitu :
1101(2)+1011(2)=……(2)?
1011(2)+0111(2)=…….(2)?
Jawab :
1101(2)
1011(2)
_____+
11000(2)
1+1=0 mempunyai carry(sisa) 1
1+0+1=0 carry 1
1+1+0=0 carry 1
1+1+1=1 carry 1
jadi hasil total adalah : 1111(2)
2. Mari kita jawab contoh
soal pengurangan sistem bilangan biner berikut :
1110(2)-0101(2)=….(2)?
1011(2)-111(2)=….(2)?
Jawab :
1110(2)
0101(2)
_______+
10001(2)
0-1=1 borrow/pinjam sebelah 1
0-0=0 1 jadi nol karena dipinjam 1
1-1=0
1-0=1
Jadi total adalah : 10001(2)
3. Yang dimaksud Carry
Out adalah penyimpanan angka, lihat contoh diatas. 2+7=9 CarryOut = 0 karena
tidak ada bilangan yang disimpan. 15+8=3 sisa 1, 1-nya digantung diatas , lalu
1+1=2, jadi hasilnya 23. 1 yang digantung diatas itulah yang disebut CarryOut.
maksut dari borrow di sini ialah peminjaman satu digit angka
dari kolom sebelah yang memiliki nilai lebih besar agar hasil pengurangan
mencukupi
contoh pada bilangan desimal
37 – 32 = 5 (borrow 0)
23 – 17 = 6 (3 borrow 1 dari angka 2)
pada perhitungan pertama tidak ada proses meminjam (borrow)
angka yang lebih besar karena hasil pengurangan di digit belakang sudah
mencukupi untuk dikurangkan dengan bilangan pengurangnya ,sementara pada
perhitungan ke-2 ada proses peminjaman karena 3 tidak mencukupi dikurangkan
dengan 7.
4. Komplemen
satu merupakan suatu sistem penomoran yang diterapkan dalam beberapa jenis
komputer untuk merepresentasikan nilai-nilai negatif. Pada cara ini terdapat
aturan bahwa nilai 0 (nol) akan direpresentasikan dengan dua buah nilai, yaitu
+0 (positif nol) dan -0 (negatif nol).
000…00011 = +3
000…00010 = +2
000…00001 = +1
000…00000 = +0
111…11111 = -0
111…11110 = -1
111…11101 = -2
111…11100 = -3
Dapat kita lihat dari aturan diatas, nilai +0 akan
berpasangan dengan -0, +1 dengan -1, dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa
negasi dari 0 adalah -0, negasi dari 1 adalah -1, dan seterusnya.
Terdapat kelemahan dalam aturan ini, yaitu ada nilai yang
kurang benar sehingga diciptakannya aturan ke dua yaitu komplemen dua.
Komplemen dua mirip dengan komplemen satu, hanya saja
dalam proses negasinya semua bit juga akan dibalik, sehingga tidak ada lagi
rasa “bingung” merepresentasikan nilai +0 dan -0, karena hanya ada satu nilai 0
(nol), seperti berikut:
000…00011 = +3
000…00010 = +2
000…00001 = +1
000…00000 = 0
111…11111 = -1
111…11110 = -2
111…11101 = -3
111…11100 = -4
dari aturan di atas dapat kita lihat
bahwa nilai 0 akan berpasangan dengan nilai -1, nilai +1 akan berpasangan
dengan -2, dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa negasi dari 0 adalah -1,
negasi dari +1 adalah -2, dan begitu seterusnya.
5. - Operator Increment dan Decrement adalah penyebutan untuk operasi sepert $a++, dan $a–. Jika anda
telah mempelajari bahasa pemograman lain, operasi increment dan decrement ini sering
digunakan dalam perulangan (looping).
-Increment digunakan untuk menambah variabel sebanyak 1
angka, sedangkan decrementdigunakan untuk mengurangi variabel sebanyak 1 angka. Penulisannya
menggunakan tanda tambah 2 kali untuk increment, dan tanda kurang
2 kali untuk decrement.
1. Dasar operasi
aritmatik adalah PENJUMLAHAN dan PENGURANGAN, sedangkan
operasi selanjutnya yang dikembangkan dari kedua operasi dasar tersebut adalah
operasi PERKALIAN dan operasi PEMBAGIAN.
2. PENJUMLAHAN
dalam BINER
Seperti
bilangan desimal, bilangan biner juga dijumlahkan dengan cara yang sama.
Pertama-tama yang harus dicermati adalah aturan pasangan digit biner berikut :
0
+ 0 = 0
0
+ 1 = 1
1
+ 0 = 1
1
+ 1 = 0 -> menyimpan 1
sebagai
catatan bahwa jumlah dua yang terakhir adalah :
1
+ 1 + 1 = 1 -> dengan menyimpan 1
Dengan
hanya menggunakan penjumlahan-penjumlahan, kita dapat melakukan penjumlahan
biner seperti ditunjukkan di bawah ini :
1
1111 –> “simpanan 1” ingat kembali aturan di
atas
01011011
–> bilangan biner untuk 91
01001110
–> bilangan biner untuk 78
————+
10101001 –> Jumlah dari
91 + 78 = 169
Kita
akan menghitung penjumlahan biner yang terdiri dari 5 bilangan:
11101 bilangan 1)
10110 bilangan 2)
1100 bilangan 3)
11011 bilangan 4)
1001 bilangan 5)
——————–
+
Untuk
menjumlahkannya, kita hitung berdasarkan aturan yang berlaku, dan untuk lebih
mudahnya perhitungan dilakukan bertahap
11101
bilangan 1)
10110
bilangan 2)
——–
+
110011
1100
bilangan 3)
——–
+
111111
11011
bilangan 4)
——–
+
1011010
1001
bilangan 5)
——–
+
1100011
Jumlah Akhir
Apakah
benar hasil penjumlahan tersebut?
11101
bilangan 1)
10110
bilangan 2)
1100
bilangan 3)
11011
bilangan 4)
1001
bilangan 5)
———–+
1100011
Jumlah Akhir
Mari
Buktikan dengan merubah biner ke desimal.
11101
= 29
10110
= 22
1100
= 12
11011
= 27
1001
= 9
——————–
+
1100011
= 99 Sesuai!
PENGURANGAN
dalam BINER
Untuk
memahami konsep pengurangan biner, kita harus mengingat kembali perhitungan
desimal (angka biasa), kita mengurangkan digit desimal dengan digit desimal
yang lebih kecil. Jika digit desimal yang dikurangkan lebih kecil daripada
digit desimal yang akan dikurangi, maka terjadi “konsep peminjaman”. Digit
tersebut akan meminjam 1 dari digit sebeleh kirinya.
Bentuk
Umum pengurangan sebagai berikut :
0
– 0 = 0
1
– 0 = 1
1
– 1 = 0
0
– 1 = 1 -> meminjam ‘1’ dari digit disebelah kirinya
Contoh
:
1111011
desimal 123
101001
desimal 41
———-
–
1010010
desimal 82
Pada
contoh di atas tidak terjadi “konsep peminjaman”.
Perhatikan
contoh berikut!
0
kolom ke-3 menjadi ‘0’, sudah dipinjam
111101
desimal 61
10010
desimal 18
——–
–
101011
Hasil pengurangan
akhir 43
Pada
soal yang kedua ini kita pinjam ‘1’ dari kolom 3, karena ada selisih 0-1 pada
kolom ke-2
Lalu
bagaimana jika saya tidak dapat meminjam 1 dari kolom berikutnya karena kolom
tersebut berupa bilangan ‘0’?
Untuk
membahasa hal itu mari kita beri bandingkan jika hal ini terjadi pada bilangan
desimal. Mari kita hitung desimal 800046 – 397261!
7999
8000146
3972
61
———
–
4027
05
Perhatikan bahwa kita meminjam 1
dari kolom keenam untuk kolom kedua, karena kolom ketiga, keemat dan kolom
kelima adalah nol. Setelah meminjam, kolom ketiga, keempat, dan kelima menjadi: 10 – 9 = 1
Hal ini juga berlaku dalam pengurangan
biner, kecuali bahwa setelah meminjam kolom nol akan mengandung: 10 – 1 = 1
Sebagai
contoh pengurangan bilangan biner 110001–1010 akan diperoleh hasil sebagai
berikut:
1100101
10
10
———-
–
1001
11
PERKALIAN
dalam BINER
Metode
yang digunakan dalam perkalian biner juga pada dasarnya sama dengan perkalian
desimal, akan terjadi pergeseran ke kiri setiap dikalikan 1 bit pengali.
Setelah proses perkalian masing-masing bit pengali selesai, dilakukan
penjumlahan masing-masing kolom bit hasil.
Contoh :
Contoh :
1101
1011
———x
1101
1101
0000
1101
————–+
10001111
Perkalian
juga bisa dilakukan dengan menambahkan bilangan yang dikalikan ke bilangan itu
sendiri sebanyak bilangan pengali.
Contoh
barusan, hasilnya akan sama dengan jika kita menambahkan 1112 ke bilangan itu
sendiri sebanyak 1101 atau 13 kali.
PEMBAGIAN
dalam BINER
Serupa
dengan perkalian, pembagian pada bilangan biner juga menggunakan metode yang
sama dengan pembagian desimal. Bit-bit yang dibagi diambil bit per bit dari
sebelah kiri. Apabila nilainya lebih dari bit pembagi, maka bagilah bit-bit
tersebut, tetapi jika setelah bergeser 1 bit nilainya masih dibawah nilai
pembagi maka hasilnya adalah 0.
Pembagian
pada sistem bilangan biner dapat dilakukan sama seperti contoh pembagian sistem
bilangan desimal. Sebagai contoh, untuk membagi 110011 (disebut bilangan yang
dibagi) dengan 1001 (disebut pembagi), langkah-langkah berikut yang perlu
dilakukan.
1
0 1 Hasil
—————-
1
0 0 1 / 1 1 0 0 1 1
1
0 0 1
—————
–
0
0 1 1 1 1
1
0 0 1
———–
–
sisa
1 1 0
Sehingga
hasilnya adalah 101, dan sisa pembagian adalah 110.
Pembagian
bisa juga dilakukan dengan cara menjumlahkan secara berulang kali dengan
bilangan pembagi dengan bilangan itu sendiri sampai jumlahnya sama dengan
bilangan yang dibagi atau setelah sisa pembagian yang diperoleh lebih kecil
dari bilangan pembagi.
3. Hukum dasar penjumlahan oktal
adalah :
0 + 0 = 0; 0 + 1 = 1; 0 + 2 = 2; 0
+ 3 = 3; 0 + 4 = 4; 0 + 5 = 5; 0 + 6 = 6; 0 + 7 = 7;
1 + 1 = 2; 1 + 2 = 3; 1 + 3 = 4; 1
+ 4 = 5; 1 + 5 = 6; 1 + 6 = 7; 1 + 7 = 10;
2 + 6 = 10; 2 + 7 = 11; 3 + 5 =
10; 4 + 5 = 11; 4 + 6 = 12…….dst.
Jika kita cermati proses
penjumlahan di atas tidak bedanya dengan penjumlahan bilangan desimal pada
umumnya. Yang perlu diingat bahwa bilangan oktal adalah bilangan yang berbasis
8, maka bilangan setelah angka 7 (bit ke-8) dilanjutkan ke 10 dan seterusnya.
Untuk kejelasannya perhatikan
beberapa contoh berikut ini :
- Berapakah
173 + 27 ?
Jawab : 173
27 +
222 (8)
- Berapakah
654 + 234 ?
Jawab :
654
234 +
1110(8)
- Berapakah
125 – 67 ?
Jawab :
125
67
–
36(8)
- Berapakah
1321 – 657 ?
Jawab :
1321
657 –
442(8)
4. Operasi perkalian dan
pembagian bilangan oktal
Untuk perkalian bilangan oktal
dapat disimpulkan dari contoh di atas bahwa hasilnya dikurangi basis bilangan
oktal, yaitu 8. Jadi sisa hasil pengurangan tersebut adalah hasil perkaliannya
sedangkan kelebihannya merupakan CARRY 1 untuk bilangan berikutnya.
Untuk proses pembagian pada
bilangan oktal contohnya sebagai berikut :
- Berapakah
423 x 23 ?
423
23 x
1471
1046 +
12151(8)
- Berapakah
475 : 25 ?
Jawab :
25 / 475 \ 17 à 17(8)
25
–
225
225 –
0
- Berapakah
36747 : 65 ?
Jawab :
65/ 36747 \ 453 –> 453(8)
324
–
434
411
–
237
237 –
0
4. Sistem
bilangan hexadesimal adalah sistem bilangan yang
menggunakan basis 16 dan menggunakan 16 macam simbol bilangan (0, 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F). Contohnya bilangan hexadesimal B4. Jika
nilai bilangan hexadesimal tersebut dikonversi ke bilangan desimal, yaitu 180.
Agar agan lebih memahaminya silahkan agan simak gambar dibawah ini.
5. SISTEM BILANGAN BCD
adalah sistem pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip dengan bilangan
biner biasa; hanya saja dalam proses konversi, setiap simbol dari bilangan
desimal dikonversi satu per satu, bukan secara keseluruhan seperti konversi
bilangan desimal ke biner biasa. Hal ini lebih bertujuan untuk “menyeimbangkan”
antara kurang fasihnya manusia pada umumnya untuk melakukan proses konversi
dari desimal ke biner -dan- keterbatasan komputer yang hanya bisa mengolah
bilangan biner. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada contoh berikut :
Misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 17010.dapat dilihat bahwa bilangan biner dari :
110—-> 00012
710—-> 01112
010—-> 00002
Tetapi, berhubung hasil yang diinginkan adalah bilangan BCD, maka basis bilangannya tinggal ditulis sebagai berikut :
110—-> 0001BCD
710—-> 0111BCD
010—-> 0000BCD
maka, nilai BCD dari 17010 adalah 0001 0111 0000BCD.
Harap diperhatikan bahwa setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi menjadi 4 bit bilangan BCD.
Contoh lain, misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 30910.
310—–> 0011BCD
010—–> 0000BCD
910 —–> 1001BCD
maka, nilai BCD dari 30910 adalah 0011 0000 1001BCD
Misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 17010.dapat dilihat bahwa bilangan biner dari :
110—-> 00012
710—-> 01112
010—-> 00002
Tetapi, berhubung hasil yang diinginkan adalah bilangan BCD, maka basis bilangannya tinggal ditulis sebagai berikut :
110—-> 0001BCD
710—-> 0111BCD
010—-> 0000BCD
maka, nilai BCD dari 17010 adalah 0001 0111 0000BCD.
Harap diperhatikan bahwa setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi menjadi 4 bit bilangan BCD.
Contoh lain, misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 30910.
310—–> 0011BCD
010—–> 0000BCD
910 —–> 1001BCD
maka, nilai BCD dari 30910 adalah 0011 0000 1001BCD
NAMA : 1. Wahyu Zulfikar
2.
Rendy Gusmantiano
KELAS : X – TKJ 2
HARI : SELASA
TANGGAL : 14 NOV 2017
Job ke- : 07
Bidang Studi : PRAKTEK
|
MAPEL
|
NILAI
|
OPERASI ARTIMATIKA
SISTEM BILANGAN
|
|
TUJUAN :
|
Setelah mempelajari operasi aritmatika diharapkan:
1. Siswa memahami aturan-aturan penjumlahan dalam system
Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
2. Siswa memahami aturan-aturan pengurangan dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
3. Siswa memahami aturan-aturan perkalian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
4. Siswa memahami aturan-aturan pembagian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
5. Siswa mampu melakukan operasi aritmatika dalam BCD Code
2. Siswa memahami aturan-aturan pengurangan dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
3. Siswa memahami aturan-aturan perkalian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
4. Siswa memahami aturan-aturan pembagian dalam system Bilangan Biner, Octal, dan Hexadesimal
5. Siswa mampu melakukan operasi aritmatika dalam BCD Code
LasLANGKAH KERJA :
|
1. Carilah pengertian tentang konsep operasi aritmatika
dalam system bilangan?
2. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan biner?
3. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan oktal?
4. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan hexadesimal?
5. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan BCD Code
2. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan biner?
3. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan oktal?
4. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan hexadesimal?
5. Carilah pengertian tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan BCD Code
TUGAS : KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI
1. Sebutkan aturan aturan dalam penjumlahan bilangan biner
2. Sebutkan aturan aturan dalam pengurangan bilangan biner
3. Apa yang dimaksud dengan carry of dan borrow of
4. Apa yang dimaksud dengan komplomen satu dan komplomen 2
5. Apa yang dimaksude dengan increment dan decrement
6 01011011
01101011 +
10100100
7. 11011100
10111001
01010010
8. 11001 x 10001 =
00110
9. 1110100 : 100 =
0001100
10. 11111111
00000001 +
00000001
JAWABAN TUGAS : KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI :
1. Angka desimal setara dengan bilangan biner, di bawah ini Anda
bisa melihat grafik angka biner. 0 dan 1 yang umum untuk kedua biner dan
desimal. Nilai desimal 2 di biner diberikan di bawah ini. Angka-angka biner
disebut sebagai bit dalam studi komputer.
Contoh : Kita ambil sebagai sampel soal yaitu :
Contoh : Kita ambil sebagai sampel soal yaitu :
1101(2)+1011(2)=……(2)?
1011(2)+0111(2)=…….(2)?
Jawab :
1101(2)
1011(2)
_____+
11000(2)
1+1=0 mempunyai carry(sisa) 1
1+0+1=0 carry 1
1+1+0=0 carry 1
1+1+1=1 carry 1
jadi hasil total adalah : 1111(2)
2. Mari kita jawab contoh
soal pengurangan sistem bilangan biner berikut :
1110(2)-0101(2)=….(2)?
1011(2)-111(2)=….(2)?
Jawab :
1110(2)
0101(2)
_______+
10001(2)
0-1=1 borrow/pinjam sebelah 1
0-0=0 1 jadi nol karena dipinjam 1
1-1=0
1-0=1
Jadi total adalah : 10001(2)
3. Yang dimaksud Carry
Out adalah penyimpanan angka, lihat contoh diatas. 2+7=9 CarryOut = 0 karena
tidak ada bilangan yang disimpan. 15+8=3 sisa 1, 1-nya digantung diatas , lalu
1+1=2, jadi hasilnya 23. 1 yang digantung diatas itulah yang disebut CarryOut.
maksut dari borrow di sini ialah peminjaman satu digit angka
dari kolom sebelah yang memiliki nilai lebih besar agar hasil pengurangan
mencukupi
contoh pada bilangan desimal
37 – 32 = 5 (borrow 0)
23 – 17 = 6 (3 borrow 1 dari angka 2)
pada perhitungan pertama tidak ada proses meminjam (borrow)
angka yang lebih besar karena hasil pengurangan di digit belakang sudah
mencukupi untuk dikurangkan dengan bilangan pengurangnya ,sementara pada
perhitungan ke-2 ada proses peminjaman karena 3 tidak mencukupi dikurangkan
dengan 7.
4. Komplemen
satu merupakan suatu sistem penomoran yang diterapkan dalam beberapa jenis
komputer untuk merepresentasikan nilai-nilai negatif. Pada cara ini terdapat
aturan bahwa nilai 0 (nol) akan direpresentasikan dengan dua buah nilai, yaitu
+0 (positif nol) dan -0 (negatif nol).
000…00011 = +3
000…00010 = +2
000…00001 = +1
000…00000 = +0
111…11111 = -0
111…11110 = -1
111…11101 = -2
111…11100 = -3
Dapat kita lihat dari aturan diatas, nilai +0 akan
berpasangan dengan -0, +1 dengan -1, dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa
negasi dari 0 adalah -0, negasi dari 1 adalah -1, dan seterusnya.
Terdapat kelemahan dalam aturan ini, yaitu ada nilai yang
kurang benar sehingga diciptakannya aturan ke dua yaitu komplemen dua.
Komplemen dua mirip dengan komplemen satu, hanya saja
dalam proses negasinya semua bit juga akan dibalik, sehingga tidak ada lagi
rasa “bingung” merepresentasikan nilai +0 dan -0, karena hanya ada satu nilai 0
(nol), seperti berikut:
000…00011 = +3
000…00010 = +2
000…00001 = +1
000…00000 = 0
111…11111 = -1
111…11110 = -2
111…11101 = -3
111…11100 = -4
dari aturan di atas dapat kita lihat
bahwa nilai 0 akan berpasangan dengan nilai -1, nilai +1 akan berpasangan
dengan -2, dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa negasi dari 0 adalah -1,
negasi dari +1 adalah -2, dan begitu seterusnya.
5. - Operator Increment dan Decrement adalah penyebutan untuk operasi sepert $a++, dan $a–. Jika anda
telah mempelajari bahasa pemograman lain, operasi increment dan decrement ini sering
digunakan dalam perulangan (looping).
-Increment digunakan untuk menambah variabel sebanyak 1
angka, sedangkan decrementdigunakan untuk mengurangi variabel sebanyak 1 angka. Penulisannya
menggunakan tanda tambah 2 kali untuk increment, dan tanda kurang
2 kali untuk decrement.
1. Dasar operasi
aritmatik adalah PENJUMLAHAN dan PENGURANGAN, sedangkan
operasi selanjutnya yang dikembangkan dari kedua operasi dasar tersebut adalah
operasi PERKALIAN dan operasi PEMBAGIAN.
2. PENJUMLAHAN
dalam BINER
Seperti
bilangan desimal, bilangan biner juga dijumlahkan dengan cara yang sama.
Pertama-tama yang harus dicermati adalah aturan pasangan digit biner berikut :
0
+ 0 = 0
0
+ 1 = 1
1
+ 0 = 1
1
+ 1 = 0 -> menyimpan 1
sebagai
catatan bahwa jumlah dua yang terakhir adalah :
1
+ 1 + 1 = 1 -> dengan menyimpan 1
Dengan
hanya menggunakan penjumlahan-penjumlahan, kita dapat melakukan penjumlahan
biner seperti ditunjukkan di bawah ini :
1
1111 –> “simpanan 1” ingat kembali aturan di
atas
01011011
–> bilangan biner untuk 91
01001110
–> bilangan biner untuk 78
————+
10101001 –> Jumlah dari
91 + 78 = 169
Kita
akan menghitung penjumlahan biner yang terdiri dari 5 bilangan:
11101 bilangan 1)
10110 bilangan 2)
1100 bilangan 3)
11011 bilangan 4)
1001 bilangan 5)
——————–
+
Untuk
menjumlahkannya, kita hitung berdasarkan aturan yang berlaku, dan untuk lebih
mudahnya perhitungan dilakukan bertahap
11101
bilangan 1)
10110
bilangan 2)
——–
+
110011
1100
bilangan 3)
——–
+
111111
11011
bilangan 4)
——–
+
1011010
1001
bilangan 5)
——–
+
1100011
Jumlah Akhir
Apakah
benar hasil penjumlahan tersebut?
11101
bilangan 1)
10110
bilangan 2)
1100
bilangan 3)
11011
bilangan 4)
1001
bilangan 5)
———–+
1100011
Jumlah Akhir
Mari
Buktikan dengan merubah biner ke desimal.
11101
= 29
10110
= 22
1100
= 12
11011
= 27
1001
= 9
——————–
+
1100011
= 99 Sesuai!
PENGURANGAN
dalam BINER
Untuk
memahami konsep pengurangan biner, kita harus mengingat kembali perhitungan
desimal (angka biasa), kita mengurangkan digit desimal dengan digit desimal
yang lebih kecil. Jika digit desimal yang dikurangkan lebih kecil daripada
digit desimal yang akan dikurangi, maka terjadi “konsep peminjaman”. Digit
tersebut akan meminjam 1 dari digit sebeleh kirinya.
Bentuk
Umum pengurangan sebagai berikut :
0
– 0 = 0
1
– 0 = 1
1
– 1 = 0
0
– 1 = 1 -> meminjam ‘1’ dari digit disebelah kirinya
Contoh
:
1111011
desimal 123
101001
desimal 41
———-
–
1010010
desimal 82
Pada
contoh di atas tidak terjadi “konsep peminjaman”.
Perhatikan
contoh berikut!
0
kolom ke-3 menjadi ‘0’, sudah dipinjam
111101
desimal 61
10010
desimal 18
——–
–
101011
Hasil pengurangan
akhir 43
Pada
soal yang kedua ini kita pinjam ‘1’ dari kolom 3, karena ada selisih 0-1 pada
kolom ke-2
Lalu
bagaimana jika saya tidak dapat meminjam 1 dari kolom berikutnya karena kolom
tersebut berupa bilangan ‘0’?
Untuk
membahasa hal itu mari kita beri bandingkan jika hal ini terjadi pada bilangan
desimal. Mari kita hitung desimal 800046 – 397261!
7999
8000146
3972
61
———
–
4027
05
Perhatikan bahwa kita meminjam 1
dari kolom keenam untuk kolom kedua, karena kolom ketiga, keemat dan kolom
kelima adalah nol. Setelah meminjam, kolom ketiga, keempat, dan kelima menjadi: 10 – 9 = 1
Hal ini juga berlaku dalam pengurangan
biner, kecuali bahwa setelah meminjam kolom nol akan mengandung: 10 – 1 = 1
Sebagai
contoh pengurangan bilangan biner 110001–1010 akan diperoleh hasil sebagai
berikut:
1100101
10
10
———-
–
1001
11
PERKALIAN
dalam BINER
Metode
yang digunakan dalam perkalian biner juga pada dasarnya sama dengan perkalian
desimal, akan terjadi pergeseran ke kiri setiap dikalikan 1 bit pengali.
Setelah proses perkalian masing-masing bit pengali selesai, dilakukan
penjumlahan masing-masing kolom bit hasil.
Contoh :
Contoh :
1101
1011
———x
1101
1101
0000
1101
————–+
10001111
Perkalian
juga bisa dilakukan dengan menambahkan bilangan yang dikalikan ke bilangan itu
sendiri sebanyak bilangan pengali.
Contoh
barusan, hasilnya akan sama dengan jika kita menambahkan 1112 ke bilangan itu
sendiri sebanyak 1101 atau 13 kali.
PEMBAGIAN
dalam BINER
Serupa
dengan perkalian, pembagian pada bilangan biner juga menggunakan metode yang
sama dengan pembagian desimal. Bit-bit yang dibagi diambil bit per bit dari
sebelah kiri. Apabila nilainya lebih dari bit pembagi, maka bagilah bit-bit
tersebut, tetapi jika setelah bergeser 1 bit nilainya masih dibawah nilai
pembagi maka hasilnya adalah 0.
Pembagian
pada sistem bilangan biner dapat dilakukan sama seperti contoh pembagian sistem
bilangan desimal. Sebagai contoh, untuk membagi 110011 (disebut bilangan yang
dibagi) dengan 1001 (disebut pembagi), langkah-langkah berikut yang perlu
dilakukan.
1
0 1 Hasil
—————-
1
0 0 1 / 1 1 0 0 1 1
1
0 0 1
—————
–
0
0 1 1 1 1
1
0 0 1
———–
–
sisa
1 1 0
Sehingga
hasilnya adalah 101, dan sisa pembagian adalah 110.
Pembagian
bisa juga dilakukan dengan cara menjumlahkan secara berulang kali dengan
bilangan pembagi dengan bilangan itu sendiri sampai jumlahnya sama dengan
bilangan yang dibagi atau setelah sisa pembagian yang diperoleh lebih kecil
dari bilangan pembagi.
3. Hukum dasar penjumlahan oktal
adalah :
0 + 0 = 0; 0 + 1 = 1; 0 + 2 = 2; 0
+ 3 = 3; 0 + 4 = 4; 0 + 5 = 5; 0 + 6 = 6; 0 + 7 = 7;
1 + 1 = 2; 1 + 2 = 3; 1 + 3 = 4; 1
+ 4 = 5; 1 + 5 = 6; 1 + 6 = 7; 1 + 7 = 10;
2 + 6 = 10; 2 + 7 = 11; 3 + 5 =
10; 4 + 5 = 11; 4 + 6 = 12…….dst.
Jika kita cermati proses
penjumlahan di atas tidak bedanya dengan penjumlahan bilangan desimal pada
umumnya. Yang perlu diingat bahwa bilangan oktal adalah bilangan yang berbasis
8, maka bilangan setelah angka 7 (bit ke-8) dilanjutkan ke 10 dan seterusnya.
Untuk kejelasannya perhatikan
beberapa contoh berikut ini :
- Berapakah
173 + 27 ?
Jawab : 173
27 +
222 (8)
- Berapakah
654 + 234 ?
Jawab :
654
234 +
1110(8)
- Berapakah
125 – 67 ?
Jawab :
125
67
–
36(8)
- Berapakah
1321 – 657 ?
Jawab :
1321
657 –
442(8)
4. Operasi perkalian dan
pembagian bilangan oktal
Untuk perkalian bilangan oktal
dapat disimpulkan dari contoh di atas bahwa hasilnya dikurangi basis bilangan
oktal, yaitu 8. Jadi sisa hasil pengurangan tersebut adalah hasil perkaliannya
sedangkan kelebihannya merupakan CARRY 1 untuk bilangan berikutnya.
Untuk proses pembagian pada
bilangan oktal contohnya sebagai berikut :
- Berapakah
423 x 23 ?
423
23 x
1471
1046 +
12151(8)
- Berapakah
475 : 25 ?
Jawab :
25 / 475 \ 17 à 17(8)
25
–
225
225 –
0
- Berapakah
36747 : 65 ?
Jawab :
65/ 36747 \ 453 –> 453(8)
324
–
434
411
–
237
237 –
0
4. Sistem
bilangan hexadesimal adalah sistem bilangan yang
menggunakan basis 16 dan menggunakan 16 macam simbol bilangan (0, 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F). Contohnya bilangan hexadesimal B4. Jika
nilai bilangan hexadesimal tersebut dikonversi ke bilangan desimal, yaitu 180.
Agar agan lebih memahaminya silahkan agan simak gambar dibawah ini.
5. SISTEM BILANGAN BCD
adalah sistem pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip dengan bilangan
biner biasa; hanya saja dalam proses konversi, setiap simbol dari bilangan
desimal dikonversi satu per satu, bukan secara keseluruhan seperti konversi
bilangan desimal ke biner biasa. Hal ini lebih bertujuan untuk “menyeimbangkan”
antara kurang fasihnya manusia pada umumnya untuk melakukan proses konversi
dari desimal ke biner -dan- keterbatasan komputer yang hanya bisa mengolah
bilangan biner. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada contoh berikut :
Misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 17010.dapat dilihat bahwa bilangan biner dari :
110—-> 00012
710—-> 01112
010—-> 00002
Tetapi, berhubung hasil yang diinginkan adalah bilangan BCD, maka basis bilangannya tinggal ditulis sebagai berikut :
110—-> 0001BCD
710—-> 0111BCD
010—-> 0000BCD
maka, nilai BCD dari 17010 adalah 0001 0111 0000BCD.
Harap diperhatikan bahwa setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi menjadi 4 bit bilangan BCD.
Contoh lain, misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 30910.
310—–> 0011BCD
010—–> 0000BCD
910 —–> 1001BCD
maka, nilai BCD dari 30910 adalah 0011 0000 1001BCD
Misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 17010.dapat dilihat bahwa bilangan biner dari :
110—-> 00012
710—-> 01112
010—-> 00002
Tetapi, berhubung hasil yang diinginkan adalah bilangan BCD, maka basis bilangannya tinggal ditulis sebagai berikut :
110—-> 0001BCD
710—-> 0111BCD
010—-> 0000BCD
maka, nilai BCD dari 17010 adalah 0001 0111 0000BCD.
Harap diperhatikan bahwa setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi menjadi 4 bit bilangan BCD.
Contoh lain, misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 30910.
310—–> 0011BCD
010—–> 0000BCD
910 —–> 1001BCD
maka, nilai BCD dari 30910 adalah 0011 0000 1001BCD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar