Nama : Rendi Gusmantiano |
IP ADDRESS
DAN
SUBNETTING
|
TANGGAL : 2 Agustus 2018
|
Kelas : XI TKJ 2
|
SK /
KD :
SUBNETTING
|
|
Job : ke 1
|
NILAI :
|
BUATLAH
RANGKUMAN tentang IP ADDRESS DAN SUBNETTING
MATERI
: IP ADDRESS
A.
Pengertian IP ADDRESS
B.
Sejarah IP ADDRESS
C.
Format penulisan IP ADDRESS
D.
Jenis-Jenis IP ADDRESS
E.
Pembagian kelas IP ADDRESS
F.
Address khusus (Private Address)
G.
Aturan dasar pemilihan network ID dan Host ID
H.
Contoh-contoh IP ADDRESS kelas A,B,C
(masing-masing 2)
Tentukan mana Network ID , Host ID dan
Subnet Mask nya .
MATERI : SUBNETTING
A. Pengertian
Subnetting
B. Alasan
melakukan Subnetting
C. Tujuan
Subnetting
D. Fungsi
Subnetting
E. Proses
Subnetting
F. Mengenal
teknik Subnetting
G. Aturan-aturan
dalam membuat Subnetting
H. Contoh
Perhitungan Subnetting kelas C
MATERI : IP ADDRESS
JAWAB :
1). IP Address adalah sebuah alamat pada komputer agar
komputer bisa saling terhubung dengan komputer lain, IP Address terdiri dari 4
Blok, setiap Blok di isi oleh angka 0 - 255. Contoh IP Address seperti
192.168.100.1 , 10.57.38.223 , ini adalah IPv4.
IP Address Memiliki 2 bagian, yaitu Network ID dan Host ID , contoh 192.168.100.1 , secara default Net ID nya adalah 192.168.100 dan Host ID nya adalah 1, agar komputer bisa saling terhubung , IP yang digunakan Net ID nya harus sama, dan Host ID nya harus berbeda.
Agar mudah ngerti, Net ID adalah nama jalan dan Host ID adalah nomor Rumah, jadi Jln. Diponegoro No 3 , jika nama jalan dari beberapa orang sama, maka nomor rumah mereka tidak mungkin sama.
IP Address Memiliki 2 bagian, yaitu Network ID dan Host ID , contoh 192.168.100.1 , secara default Net ID nya adalah 192.168.100 dan Host ID nya adalah 1, agar komputer bisa saling terhubung , IP yang digunakan Net ID nya harus sama, dan Host ID nya harus berbeda.
Agar mudah ngerti, Net ID adalah nama jalan dan Host ID adalah nomor Rumah, jadi Jln. Diponegoro No 3 , jika nama jalan dari beberapa orang sama, maka nomor rumah mereka tidak mungkin sama.
2). 1969 – 1989
IMP (Interface Message Processor)
Adalah generasi
pertama dari gateway yang saat ini dikenal sebagai router. Digunakan untuk
interkoneksi peserta ke ARPANET (Advanced Research Project Agency Network)
dari akhir 1960-an hingga 1989. Bisa dikatakan sebagai nenek moyang dari IP
address, yang terdokumentasi dengan nama RFC 1 (request for command).
Berkapasitas 5 Bit address. Ada sebuah varian dari IMP yang disebut TIP yang
menghubungkan terminal dan bukan untuk jaringankcomputer. IMP digunakan di
pusat ARPANET sampai akhirnya dihentikan 20 tahun kemudian tepatnya pada tahun
1989.
1977 – 1979
Bagaimana dengan IPv1,
IPv2, IPv3?
Dalam RFC 791 IP
didefinisikan versi pertama yang digunakan sebagai Internet Protocol. RFC
adalah sebuah memorandum yang diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force
(IETF) menjelaskan tentang metode, perilaku, penelitian, atau inovasi berlaku
untuk kerja dari Internet dan system yang terhubung di Internet. Dan ternyata
bukan versi 1 tapi versi 4!!, ini tentu saja mengartikan bahwa pada dasarnya
protocol ini ada versi sebelumnya. Terlepas dari benar-benar ada atau tidaknya,
IP dibuat saat fungsi-fungsinya terbagi dari TCP versi sebelumnya yang
dikombinasikan antara fungsi TCP dan Fungsi IP. TCP berkembang melalui tiga
versi sebelumnya dan terbagi dari TCP dan IP untuk versi keempat. Versi nomor 4
itu diaplikasikan untuk TCP maupun IP untuk konsistensinya. Meskipun dari
namanya mengisyaratkan versi sebelumnya, namun IP versi 4 adalah yang pertama
digunakan secara meluas pada TCP/IP yang modern.
1981 – sekarang
IPv4
Sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan dalam protocol jaringan TCP/IP untuk komunikasi
antar node-nya, format alamat dalam Internet dinyatakan dalam nomor 32-bit
(RFC1166) dan dibagi atas 4 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 8-bit
atau octet, yang sekarang dinamakan Internet Protocol versi 4 yang masih
digunakan sampai hari ini.
IPv5
Apa yang terjadi
dengan IPv5? Jawabannya adalah tidak ada. sengaja dilewati untuk menghindari
kebingungan. Masalah dengan versi 5 berhubungan dengan protokol TCP / IP
eksperimental yang disebut Internet Protocol Streaming, yang awalnya
didefinisikan dalam RFC 1190, Protokol ini bukanlah versi kelanjutan dari IPv4
melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk membawa traffic percakapan suara
dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth. Saya tidak mendapatkan
informasi yang pasti untuk tahun awal dikembangkan, namun kalau mengacu dari
RFC1190 itu adalah tahun 1990.
1995 – sekarang dan dimasa yang akan datang
IPv6
Seiring dengan
pertumbuhan Internet yang sangat pesat di seluruh dunia yang menyebabkan IPv4
dengan format 32-bit tidak bisa lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet
setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari hasil riset dan perhitungan pakar
IETF menyebutkan dengan hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang
lebih 4 milliar host di dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas
terbuka Internet membuka diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari
format IP generasi selanjutnya setelah IPv4, setelah pembahasan yang
panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460 IPv6 sebagai IP
generasi berikutnya (Next generation yang biasa disebut IPng) yang dapat
menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih host address, bisa
diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu juga
belum akan habis (lebay sedikit J). Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan
banyak pihak diseluruh dunia seperti Internet Service Provider, Internet
Exchange Point, militer, dan Universitas.
Di Indonesia sendiri
sudah dialokasikan 17 prefix IPv6 untuk berbagai organisasi, mobile operator,
IXP, dan ISP. Berdasarkan statistic dari badan pengembangan dan penyedia tunnel
broker SixXS (www.sixxs.net) hingga saat
ini yang aktif hanya 7 prefix dari 7 ISP (indo.net, Indosatnet serta CBN,
pesatNET, dll).
3). Cara Menuliskan IP
Address
IP address terdiri dari bilangan biner sejumlah 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal
merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :
IP address terdiri dari bilangan biner sejumlah 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal
merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :
4). #1 Kelas A
Kelas A saat ini menurut saya jarang dipakai. Kenapa?
karena kelas A dapat menampung ip dengan jumlah paling banyak. Kelas A
kurang cocok jika kamu terapkan di jaringan lokal, tapi akan berguna jika
digunakan seperti layanan ISP(Internet
Service Provider).
Beberapa ip yang ada pada segmen kelas A adalah mulai dari 0 sampai 126
yang dimana memberikan ip range sebanyak 16.777.214 juta ip.
Standart netmask kelas A yaitu: 255.0.0.0
#2 Kelas B
Kelas B juga jarang dipakai terutama di jaringan lokal. Tapi tetap, kamu
masih bisa memakainya untuk keperluan personal atau jaringan lokal.
Ip dengan kelas B memiliki ip dari angka 128 sampai 191 dan juga
memberikan ip range sebanyak 65.534 ribu ip
untuk digunakan tiap perangkat. Standart netmask kelas B yaitu: 255.255.0.0
#3 Kelas C
Ini yang sering digunakan di dalam jaringan dan lebih umum ketimbang kelas
ip lainya. Kelas C sering dijumpai pada sebuah warnet, Hotspot, dan jaringan
lokal lainnya.
Kenapa sering dipakai? Karena kelas C mudah untuk di implementasikan di
jaringan dan juga perangkat pada jaringan lokal biasanya tidak lebih dari 254
perangkat.
Kelas C mempunyai ip dari 192 sampai 256 dengan ip range 254 ip. Standart netmask Kelas C: 255.255.255.0
#4 Kelas D
Kelas D mempunyai ip dari angka 224 sampai 239 pada oktetnya. Namun kelas
D tidak digunakan untuk pengalamatan perangkat di jaringan kamu seperti pada
umumnya.
Tapi kelas D ini lebih tertuju untuk keperluan Multicasting, yaitu penggunaan aplikasi secara
bersamaan pada perangkat komputer.
#5 kelas E
Terakhir ada kelas E yang dimana mempunyai ip oktet dari 240 sampai 256.
Ip dengan jenis ini tidak untuk kamu gunakan pada jaringan pada umumnya,
melainkan untuk keperluan eksperimen atau
pengembangan ip address untuk masa yang akan datang.
5). Kelas A
Format
|
0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
(n = Net ID, h = Host ID)
|
Bit Pertama
|
0
|
Panjang Net ID
|
8 bit (1 oktet)
|
Panjang Host ID
|
24 bit (3 oktet)
|
Oktet pertama
|
0 - 127
|
Range IP address
|
1.xxx.xxx.xxx.sampai
126.xxx.xxx.xxx (0 dan 127 dicadangkan)
|
Jumlah Network
|
126
|
Jumlah IP address
|
16.777.214
|
IP kelas A untuk sedikit jaringan dengan host yang sangat banyak. cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah Network ID :113, Host ID = 46.5.6
Kelas B
Format
|
10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
(n = Net ID, h = Host ID)
|
2 bit pertama
|
10
|
Panjang Net ID
|
16 bit (2 oktet)
|
Panjang Host ID
|
16 bit (2 oktet)
|
Oktet pertama
|
128 - 191
|
Range IP address
|
128.0.0.xxx sampai
191.255.xxx.xxx
|
Jumlah Network
|
16.384
|
Jumlah IP address
|
65.534
|
Biasa digunakan untuk jaringan besar dan sedang. dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutnya, network IP kelas B dapat menampung sekitar 65000 host.
Kelas C
Format
|
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
(n = Net ID, h = Host ID)
|
3 bit pertama
|
110
|
Panjang Net ID
|
24 bit (3 oktet)
|
Panjang Host ID
|
8 bit (1 oktet)
|
Oktet pertama
|
192 - 223
|
Range IP address
|
192.0.0.xxx sampai
255.255.255.xxx
|
Jumlah Network
|
2.097.152
|
Jumlah IP address
|
254
|
Host ID adalah 8 bit terakhi, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang masing-masing memiliki 256 IP address Tiga bit pertama IP address kelas C selalu berisi 111 dengan 21 bit berikutnya. Host ID ialah 8 bit terakhir.
Kelas D
Format
|
1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
|
4 Bit pertama
|
1110
|
Bit multicast
|
28 bit
|
Byte Inisial
|
224-247
|
Deskripsi
|
Kelas D adalah ruang
alamat multicast
|
Kelas ini digunakan untuk keperluan Multicasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.
Kelas E
Format
|
1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
|
4 bit pertama
|
1111
|
Bit cadangan
|
28 bit
|
Byte inisial
|
248-255
|
Deskripsi
|
Kelas E adalah ruang
alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental
|
6). Address Khusus IP
A. Adress
Khusus
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
1. Network
Address :
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
2.
Broadcast Address :
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
3.
Multicast Address :
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
B.
Subnetting
Subnetting
adalah “memindahkan” garis
pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP address. beberapa
bit dari bagian dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network address,
satu network menurut struktur baku di pecah menjadi beberapa subnetwork. cara
ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum
host yang ada dalam tiap network tersebut.
subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat di intregasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda, hanya setiap network memiliki address yang unik. selain iotu dengan subnetting seorang network administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen untuk memindahkan dan mengatur keseluruhan network.
beberapa kombinasi IP address, network dan network number subnetting hanya berlaku pada network local. bagi network diluar network local, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP address.
subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat di intregasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda, hanya setiap network memiliki address yang unik. selain iotu dengan subnetting seorang network administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen untuk memindahkan dan mengatur keseluruhan network.
beberapa kombinasi IP address, network dan network number subnetting hanya berlaku pada network local. bagi network diluar network local, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP address.
7).
Network
ID tidak boleh sama dengan 127 karna secara default digunakan untuk keperluan Loopback yaitu IP
Address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
1.
Network ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit
di set 1) karna ID Broadcast (dalam hal ini adalah Network ID) merupakan alamat
yang mewakili seluruh anggota jaringan.
2.
Network ID dan Host ID tidak boleh 0 (nol). IP Address dengan
Host ID 0 (nol) akan diartikan sebagai alamat Network yaitu alamat yang
dipergunakan untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak munujk suatu Host.
3.
Host ID harus Unik dalam sebuah jaringan karna tidak boleh ada
dua Host yang mempunyai Host ID yang sama.
8).
Contoh :
1. IP address 25.20.5.31
Default subnet mask 255.0.0.0
Berada dikelas A
1. IP address 25.20.5.31
Default subnet mask 255.0.0.0
Berada dikelas A
Alamat Network = 10.80.0.0IP Address Awal = 10.80.0.1IP Address Akhir = 10.95.255.254Alamat Broadcast = 10.95.255.255Subnet mask = 256-16 = 255.240.0.0
2. IP address 172.20.5.31
Default subnet mask 255.255.0.0
Berada dikelas B
Default subnet mask 255.255.0.0
Berada dikelas B
Total IP Address: 16384
Alamat Network: 172.16.64.0
IP Address Awal: 172.16.64.1
IP Address Akhir: 172.16.127.254
Alamat Broadcast: 172.16.127.255
Subnet mask: 256-64 = 192, menjadi 255.255.192.0
Alamat Network: 172.16.64.0
IP Address Awal: 172.16.64.1
IP Address Akhir: 172.16.127.254
Alamat Broadcast: 172.16.127.255
Subnet mask: 256-64 = 192, menjadi 255.255.192.0
3. IP address 195.20.5.31
Default subnet mask 255.255.255.0
Default subnet mask 255.255.255.0
Berada dikelas C
Total IP address = 64
Alamat Subnet = 192.168.1.64
IP address host pertama = 192.168.1.65
IP address host terakhir = 192.168.1.126
Alamat Broadcast = 192.168.1.127
Subnet Mask-nya = 255.255.255.192 (didapatkan dari 256-64 = 192)
Alamat Subnet = 192.168.1.64
IP address host pertama = 192.168.1.65
IP address host terakhir = 192.168.1.126
Alamat Broadcast = 192.168.1.127
Subnet Mask-nya = 255.255.255.192 (didapatkan dari 256-64 = 192)
MATERI : SUBNETTING
JAWAB :
1). Subnetting adalah teknik
memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara
mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang
lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP
Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan
beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap network tersebut.
2). Alasan
Melakukan Subnetting
Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien.
Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network
akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya.
Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya
sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak
65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan
membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10
ribuan IP address.
Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan
host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama
akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer
dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga.
Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah
medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan
kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih
kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
3). Tujuan Subnetting
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang
hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10
=244 alamat yang tidak terpakai).
2.
Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti
membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3.
Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau
tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4.
Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi
fisik jaringan.
5.
Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan
supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
6.
Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang
digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan
berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki
address network yang unik.
7.
Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat
terlalu banyaknya host dalam suatu network.
4). Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
·
Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di
perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
·
Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
·
Pengelolaan yang disederhanakan.
·
Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang
menjauh,
5). Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan
melakukan beberapa proses antara lain :
1.
Menentukan jumlah
subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
2.
Menentukan jumlah host
per subnet.
3.
Menentukan subnet yang
valid.
4.
Menentukan alamat
broadcast untuk tiap subnet.
5.
Menentukan host – host
yang valid untuk tiap subnet.
6). Mengenal Teknik Subnetting
Misalkan
disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting
maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah
jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita
gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu
255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network
Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan
diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah
network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita
akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini
berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan
menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network
Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
7). Angka minimal untuk network ID
adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
1. Angka maksimal
untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk
host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh
32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah
nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan
sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address
dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda
menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID,
(host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri)
maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID
adalah 30 bit.
2. Karena network ID
selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin
digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah
kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8
bit.
BINARY OCNET
|
DECIMAL
|
00000000
|
0
|
10000000
|
128
|
11000000
|
192
|
11100000
|
224
|
11110000
|
240
|
11111000
|
248
|
11111100
|
252
|
11111110
|
254
|
11111111
|
255
|
8).
|
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa
yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya
sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal,
jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast
yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1.
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet
terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir
untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x
yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per
subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3.
Blok Subnet = 256 – 192
(nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 =
128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4.
Bagaimana dengan alamat host dan broadcast
yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai
catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1
angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Kita sudah selesaikan subnetting untuk
IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain,
dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung
seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
IP Address 172.16.0.0/18
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini:
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask
/18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 2x,
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet
adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah
host per subnet adalah 214 –
2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya
adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64,
128, 192.
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya
untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network
address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask
/25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 29 =
512 subnet
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya
adalah (0, 128)
Alamat host dan broadcast yang valid =
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|