Rabu, 01 Agustus 2018


Nama : Rendi Gusmantiano

  
IP ADDRESS
DAN
SUBNETTING
TANGGAL  : 2 Agustus 2018
Kelas  : XI TKJ 2
SK / KD       : SUBNETTING
Job     : ke 1
NILAI          :  


BUATLAH RANGKUMAN tentang IP ADDRESS DAN SUBNETTING
MATERI : IP ADDRESS
A. Pengertian IP ADDRESS
B. Sejarah IP ADDRESS
C. Format penulisan IP ADDRESS
D. Jenis-Jenis IP ADDRESS
E. Pembagian kelas IP ADDRESS
F. Address khusus (Private Address)
G. Aturan dasar pemilihan network ID dan Host ID
H. Contoh-contoh IP ADDRESS kelas A,B,C  (masing-masing 2)
     Tentukan mana Network ID , Host ID dan Subnet Mask nya .

MATERI : SUBNETTING

A. Pengertian Subnetting
B. Alasan melakukan Subnetting
C. Tujuan Subnetting
D. Fungsi Subnetting
E. Proses Subnetting
F. Mengenal teknik Subnetting
G. Aturan-aturan dalam membuat Subnetting
H. Contoh Perhitungan Subnetting kelas C










MATERI  : IP ADDRESS
JAWAB :
1). IP Address adalah sebuah alamat pada komputer agar komputer bisa saling terhubung dengan komputer lain, IP Address terdiri dari 4 Blok, setiap Blok di isi oleh angka 0 - 255. Contoh IP Address seperti 192.168.100.1 , 10.57.38.223 , ini adalah IPv4.

IP Address Memiliki 2 bagian, yaitu Network ID dan Host ID , contoh 192.168.100.1 , secara default Net ID nya adalah 192.168.100 dan Host ID nya adalah 1, agar komputer bisa saling terhubung , IP yang digunakan Net ID nya harus sama, dan Host ID nya harus berbeda.
Agar mudah ngerti, Net ID adalah nama jalan dan Host ID adalah nomor Rumah, jadi Jln. Diponegoro No 3 , jika nama jalan dari beberapa orang sama, maka nomor rumah mereka tidak mungkin sama.


2). 1969 – 1989
IMP  (Interface Message Processor)
 Adalah generasi pertama dari gateway yang saat ini dikenal sebagai router. Digunakan untuk interkoneksi peserta ke ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) dari akhir 1960-an hingga 1989. Bisa dikatakan sebagai nenek moyang dari IP address, yang terdokumentasi dengan nama RFC  1 (request for command). Berkapasitas 5 Bit address. Ada sebuah varian dari IMP yang disebut TIP yang menghubungkan terminal dan bukan untuk jaringankcomputer. IMP digunakan di pusat ARPANET sampai akhirnya dihentikan 20 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1989.
1977 – 1979
Bagaimana dengan IPv1, IPv2, IPv3?
Dalam RFC 791 IP didefinisikan versi pertama yang digunakan sebagai Internet Protocol. RFC adalah sebuah memorandum yang diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) menjelaskan tentang metode, perilaku, penelitian, atau inovasi berlaku untuk kerja dari Internet dan system yang terhubung di Internet. Dan ternyata bukan versi 1 tapi versi 4!!, ini tentu saja mengartikan bahwa pada dasarnya protocol ini ada versi sebelumnya. Terlepas dari benar-benar ada atau tidaknya, IP dibuat saat fungsi-fungsinya terbagi dari TCP versi sebelumnya yang dikombinasikan antara fungsi TCP dan Fungsi IP. TCP berkembang melalui tiga versi sebelumnya dan terbagi dari TCP dan IP untuk versi keempat. Versi nomor 4 itu diaplikasikan untuk TCP maupun IP untuk konsistensinya. Meskipun dari namanya mengisyaratkan versi sebelumnya, namun IP versi 4 adalah yang pertama digunakan secara meluas pada TCP/IP yang modern.
1981 – sekarang
IPv4
Sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan dalam protocol jaringan TCP/IP untuk komunikasi antar node-nya, format alamat dalam Internet dinyatakan dalam nomor 32-bit (RFC1166) dan dibagi atas 4 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 8-bit atau octet, yang sekarang dinamakan Internet Protocol versi 4 yang masih digunakan sampai hari ini.
IPv5
Apa yang terjadi dengan IPv5? Jawabannya adalah tidak ada. sengaja dilewati untuk menghindari kebingungan. Masalah dengan versi 5 berhubungan dengan protokol TCP / IP eksperimental yang disebut Internet Protocol Streaming, yang awalnya didefinisikan dalam RFC 1190, Protokol ini bukanlah versi kelanjutan dari IPv4 melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk membawa traffic percakapan suara dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth. Saya tidak mendapatkan informasi yang pasti untuk tahun awal dikembangkan, namun kalau mengacu dari RFC1190 itu adalah tahun 1990.
1995 – sekarang dan dimasa yang akan datang
IPv6
Seiring dengan pertumbuhan Internet yang sangat pesat di seluruh dunia yang menyebabkan IPv4 dengan format 32-bit tidak bisa lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari hasil riset  dan perhitungan pakar IETF menyebutkan dengan hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang lebih 4 milliar host di dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka Internet membuka diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari format IP generasi selanjutnya setelah IPv4, setelah  pembahasan yang panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460 IPv6 sebagai IP generasi berikutnya (Next generation yang biasa disebut IPng) yang dapat menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih host address, bisa diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu juga belum akan habis (lebay sedikit J). Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan banyak pihak diseluruh dunia seperti Internet Service Provider, Internet Exchange Point, militer, dan Universitas.
Di Indonesia sendiri sudah dialokasikan 17 prefix IPv6 untuk berbagai organisasi, mobile operator, IXP, dan ISP. Berdasarkan statistic dari badan pengembangan dan penyedia tunnel broker SixXS (www.sixxs.net) hingga saat ini yang aktif hanya 7 prefix dari 7 ISP (indo.net, Indosatnet serta CBN, pesatNET, dll).



3). Cara Menuliskan IP Address 
IP address terdiri dari bilangan biner sejumlah 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal
merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :





4). #1 Kelas A
Kelas A saat ini menurut saya jarang dipakai. Kenapa?
karena kelas A dapat menampung ip dengan jumlah paling banyak. Kelas A kurang cocok jika kamu terapkan di jaringan lokal, tapi akan berguna jika digunakan seperti layanan ISP(Internet Service Provider).
Beberapa ip yang ada pada segmen kelas A adalah mulai dari 0 sampai 126 yang dimana memberikan ip range sebanyak 16.777.214 juta ip. Standart netmask kelas A yaitu: 255.0.0.0

#2 Kelas B
Kelas B juga jarang dipakai terutama di jaringan lokal. Tapi tetap, kamu masih bisa memakainya untuk keperluan personal atau jaringan lokal.
Ip dengan kelas B memiliki ip dari angka 128 sampai 191 dan juga memberikan ip range sebanyak 65.534 ribu ip untuk digunakan tiap perangkat. Standart netmask kelas B yaitu: 255.255.0.0

#3 Kelas C
Ini yang sering digunakan di dalam jaringan dan lebih umum ketimbang kelas ip lainya. Kelas C sering dijumpai pada sebuah warnet, Hotspot, dan jaringan lokal lainnya.
Kenapa sering dipakai? Karena kelas C mudah untuk di implementasikan di jaringan dan juga perangkat pada jaringan lokal biasanya tidak lebih dari 254 perangkat.
Kelas C mempunyai ip dari 192 sampai 256 dengan ip range 254 ip. Standart netmask Kelas C: 255.255.255.0

#4 Kelas D
Kelas D mempunyai ip dari angka 224 sampai 239 pada oktetnya. Namun kelas D tidak digunakan untuk pengalamatan perangkat di jaringan kamu seperti pada umumnya.
Tapi kelas D ini lebih tertuju untuk keperluan Multicasting, yaitu penggunaan aplikasi secara bersamaan pada perangkat komputer.

#5 kelas E
Terakhir ada kelas E yang dimana mempunyai ip oktet dari 240 sampai 256.
Ip dengan jenis ini tidak untuk kamu gunakan pada jaringan pada umumnya, melainkan untuk keperluan eksperimen atau pengembangan ip address untuk masa yang akan datang.

5). Kelas A


Format
0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
Bit Pertama
0
Panjang Net ID
8 bit (1 oktet)
Panjang Host ID
24 bit (3 oktet)
Oktet pertama
0 - 127
Range IP address
1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (0 dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network
126
Jumlah IP address
16.777.214

IP kelas A untuk sedikit jaringan dengan host yang sangat banyak. cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah Network ID :113, Host ID = 46.5.6 


Kelas B

Format
10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 bit pertama
10
Panjang Net ID
16 bit (2 oktet)
Panjang Host ID
16 bit (2 oktet)
Oktet pertama
128 - 191
Range IP address
128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah Network
16.384
Jumlah IP address
65.534

Biasa digunakan untuk jaringan besar dan sedang. dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutnya, network IP kelas B dapat menampung sekitar 65000 host. 


Kelas C

Format
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
3 bit pertama
110
Panjang Net ID
24 bit (3 oktet)
Panjang Host ID
8 bit (1 oktet)
Oktet pertama
192 - 223
Range IP address
192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx
Jumlah Network
2.097.152
Jumlah IP address
254

Host ID adalah 8 bit terakhi, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang masing-masing memiliki 256 IP address Tiga bit pertama IP address kelas C selalu berisi 111 dengan 21 bit berikutnya. Host ID ialah 8 bit terakhir. 





Kelas D

Format
1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
4 Bit pertama
1110
Bit multicast
28 bit
Byte Inisial
224-247
Deskripsi
Kelas D adalah ruang alamat multicast

Kelas ini digunakan untuk keperluan Multicasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit. 


Kelas E

Format
1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
4 bit pertama
1111
Bit cadangan
28 bit
Byte inisial
248-255
Deskripsi
Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental

6).  Address Khusus IP
A. Adress Khusus
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
1. Network Address :
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
2. Broadcast Address :
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
3. Multicast Address :
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
B. Subnetting
Subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP address. beberapa bit dari bagian dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network address, satu network menurut struktur baku di pecah menjadi beberapa subnetwork. cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat di intregasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda, hanya setiap network memiliki address yang unik. selain iotu dengan subnetting seorang network administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen untuk memindahkan dan mengatur keseluruhan network.
beberapa kombinasi IP address, network dan network number subnetting hanya berlaku pada network local. bagi network diluar network local, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP address.

7).  Network ID tidak boleh sama dengan 127 karna secara default digunakan untuk   keperluan Loopback yaitu IP Address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
     1.    Network ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit di set 1) karna ID Broadcast (dalam hal ini adalah Network ID) merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan.
     2.    Network ID dan Host ID tidak boleh 0 (nol). IP Address dengan Host ID 0 (nol) akan diartikan sebagai alamat Network yaitu alamat yang dipergunakan untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak munujk suatu Host. 
     3.    Host ID harus Unik dalam sebuah jaringan karna tidak boleh ada dua Host yang mempunyai Host ID yang sama.

8). Contoh :
1. IP address 25.20.5.31
Default subnet mask 255.0.0.0
Berada dikelas A

Alamat Network = 10.80.0.0IP Address Awal = 10.80.0.1IP Address Akhir = 10.95.255.254Alamat Broadcast = 10.95.255.255Subnet mask = 256-16 = 255.240.0.0

2. IP address 172.20.5.31
Default subnet mask 255.255.0.0
Berada dikelas B



Total IP Address: 16384
Alamat Network: 172.16.64.0
IP Address Awal: 172.16.64.1
IP Address Akhir: 172.16.127.254
Alamat Broadcast: 172.16.127.255
Subnet mask: 256-64 = 192, menjadi 255.255.192.0

3. IP address 195.20.5.31
Default subnet mask 255.255.255.0
Berada dikelas C

Total IP address = 64
Alamat Subnet = 192.168.1.64
IP address host pertama =   192.168.1.65
IP address host terakhir = 192.168.1.126
Alamat Broadcast = 192.168.1.127
Subnet Mask-nya = 255.255.255.192 (didapatkan dari 256-64 = 192)


MATERI : SUBNETTING
JAWAB :


1). Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

2). Alasan Melakukan Subnetting

Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.

3). Tujuan Subnetting

Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1.            Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2.            Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3.            Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4.            Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5.            Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
6.            Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
7.            Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

4). Fungsi Subnetting

Fungsi subnetting antara lain sbb:
·                     Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
·                     Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
·                     Pengelolaan yang disederhanakan.
·                     Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,

5). Proses Subnetting

Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
1.            Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
2.            Menentukan jumlah host per subnet.
3.            Menentukan subnet yang valid.
4.            Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
5.            Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.

6). Mengenal Teknik Subnetting

Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
 
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
 
Network Perusahaan
Alamat Jaringan                      : 192.168.1.0
Host Pertama                          : 192.168.1.1
Host Terakhir                          : 192.168.1.254
Broadcast Address                 : 192.168.1.255
 
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
 
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A    : 192.168.1.0
Host Pertama                          : 192.168.1.1
Host Terakhir                          : 192.168.1.126
Broadcast Address                 : 192.168.1.127

Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B    : 192.168.1.128
Host Pertama                          : 192.168.1.129
Host Terakhir                          : 192.168.1.254
Broadcast Address                 : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.

7). Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
      1. Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
      2. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah
      kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
BINARY OCNET
DECIMAL
00000000
0
10000000
128
11000000
192
11100000
224
11110000
240
11111000
248
11111100
252
11111110
254
11111111
255








8).
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
     1.    Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
      2.    Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
     3.    Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
     4.    Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

IP Address 172.16.0.0/18
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini:
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255





Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
Alamat host dan broadcast yang valid =

Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
172.16.255.255

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KONFIGURASI NAT

NAMA : RENDI GUSMANTIANO KELAS . : XII TKJ 2 TUGAS : KONFIGURASI NAT 1. Sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan satu jaring...